Connect with us

Mobil

Ferrari 12Cilindri: Meluncur dengan Mesin V12 yang Gahar di Tengah Era Elektrifikasi

Published

on

Ferrari memulai tahun ini dengan peluncuran grand tourer bermesin depan pertama mereka, yang tersedia dalam versi coupe dan convertible, yang dikenal sebagai Ferrari 12Cilindri. Versi coupe akan menggantikan 812 Superfast, sementara versi convertible-nya, Ferrari 12Cilindri Spider, akan menggantikan 812 GTS.

Meskipun sedang mempersiapkan model listrik pertamanya yang dijadwalkan akan diluncurkan akhir tahun depan, dan beberapa model hybrid plug-in di lini produknya, merek mobil sport mewah dengan logo kuda jingkrak ini tetap mempertahankan tradisi mesin V12 dalam model baru mereka.

“Keputusan untuk mempertahankan coupe dengan mesin bensin non-hybrid adalah langkah yang mahal dan berisiko,” kata Enrico Galliera, Kepala Pemasaran Ferrari, dalam acara pekan ini di Maranello, Italia, seperti dilansir dari Automotive News pada Sabtu (4/5/2024).

“Kami percaya masih ada ruang untuk solusi teknis yang menggabungkan warisan dan arah masa depan,” tambahnya, merujuk pada pengembangan 12Cilindri yang dimulai sejak tahun 2020, ketika industri otomotif mulai menavigasi menuju era kendaraan listrik.

Di Italia, harga 12Cilindri adalah €395.000 atau sekitar Rp 6,8 miliar untuk versi coupe, dan €435.000 atau sekitar Rp 7,5 miliar untuk versi Spider. Pengiriman pertama dijadwalkan pada kuartal terakhir tahun ini, sementara Spider akan menyusul pada kuartal pertama tahun 2025 di Eropa.

Dinamai sesuai dengan mesinnya, model 12Cilindri akan mengandalkan mesin V12 atmosferik 6,5 liter. Menurut rilis resmi perusahaan, mesin ini mampu mencapai putaran hingga 9.500 rpm, menghasilkan 818 tenaga kuda dan torsi puncak 678 Nm.

Tenaga ini akan disalurkan ke seluruh roda melalui transmisi kopling ganda delapan percepatan, memungkinkan 12Cilindri mencapai kecepatan maksimum 340 km/jam, dengan akselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu hanya 2,9 detik. Bahkan hanya memerlukan tambahan 5 detik untuk mencapai 200 km/jam.

Sementara itu, untuk versi Spider, akselerasi sedikit lebih lambat, dengan 2,95 detik untuk mencapai 100 km/jam dan 8,2 detik untuk mencapai 200 km/jam, karena beratnya yang mencapai 1.620 kg, sedikit lebih berat dari versi coupe yang berbobot kosong 1.560 kg.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Electric Vehicle

BYD Atto 2 Muncul di Data NJKB, Pertanda SUV Listrik Baru Siap Mengaspal di Indonesia?

Published

on

By

Isu kemunculan BYD Atto 2 di Indonesia kian tak terbendung. Dua kode misterius—SC3E-ETD-1 (4×2) AT dengan nilai jual Rp 281 juta dan SC3E-STD-1 (4×2) AT senilai Rp 245 juta—baru saja muncul di data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Bapenda DKI Jakarta. Menariknya, penambahan ini membuat daftar model BYD di NJKB menjadi 15 unit, padahal BYD Indonesia saat ini resmi memasarkan 13 model saja.

Bagi para pecinta otomotif, ini bukan sekadar angka di tabel pajak. Ini adalah sinyal kuat bahwa sebuah pemain baru tengah bersiap memasuki arena, membawa aroma persaingan segar di segmen SUV listrik.

Seorang tenaga penjual BYD di Jakarta membocorkan sedikit gambaran, bahwa Atto 2 kemungkinan hadir tahun depan dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan lebih—posisi strategis di antara Atto 1 (mulai Rp 195 juta) dan Atto 3 (sekitar Rp 390 juta). “Mungkin masuknya tahun depan, dan harganya di atas Atto 1,” ujarnya, sembari tersenyum penuh arti.

Jika prediksi harga ini benar, Atto 2 berpotensi menjadi SUV listrik paling kompetitif di kelasnya—mengandalkan dimensi yang ringkas namun lapang, performa yang siap diajak ngebut, serta teknologi elektrifikasi mutakhir khas BYD.

Meski pihak BYD Indonesia masih bungkam, para penggemar otomotif kini dibuat tak sabar menunggu kepastian. Apakah Atto 2 akan menjadi “kuda hitam” yang mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air, seperti halnya Atto 1 yang dulu mengguncang pasar? Waktulah yang akan menjawabnya—namun satu hal pasti, aroma revolusi di jalan raya sudah mulai tercium.

Continue Reading

Electric Vehicle

“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Published

on

By

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?

Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.

Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.

“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.

Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.

Continue Reading

Electric Vehicle

YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Published

on

By

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.

Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?

“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.

Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.

Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.

Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.

Continue Reading

Trending