Uncategorized
Pertamina Menurunkan Harga BBM per 1 Desember 2023, Pertamax dan Dexlite Mengalami Penurunan
PT Pertamina (Persero) telah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi mereka pada tanggal 1 Desember 2023. Harga Pertamax Series dan Dex Series mengalami penurunan di awal bulan terakhir tahun ini sebagai respons terhadap fluktuasi pasar.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, menyatakan, “Karena fluktuasi, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga jual Pertamax Series dan Dex Series, berlaku 1 Desember 2023,” seperti dikutip dari situs berita Antara pada Jumat, 1 Desember 2023.
Harga Pertamax turun dari Rp 13.400 menjadi Rp 13.350 per liter, diikuti harga Pertamax Green 95 yang mengalami penurunan dari Rp 15.000 menjadi Rp 14.900 per liter. Selain itu, harga Pertamax Turbo juga mengalami penurunan pada bulan Desember ini, dari Rp 15.500 menjadi Rp 15.350 per liter.
Penurunan harga juga diterapkan pada BBM jenis Dexlite, dari Rp 16.950 menjadi Rp 15.550 per liter. Sementara itu, Pertamina Dex turun dari Rp 17.750 menjadi Rp 16.200 per liter.
Di sisi lain, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Bio Solar tidak mengalami perubahan. Pertalite tetap dibanderol Rp 10.000 per liter di awal Desember 2023 ini.
Berikut adalah daftar harga BBM Pertamina per 1 Desember 2023:
- Pertalite: Rp 10.000 per liter
- Pertamax: Rp 13.350 per liter
- Pertamax Green 95: Rp 14.900 per liter
- Pertamax Turbo: Rp 15.350 per liter
- Dexlite: Rp 15.550 per liter
- Pertamina Dex: Rp 16.200 per liter.
Mobil
Lamborghini: Lahir dari Luka, Bangkit Menjadi Legenda Supercar Dunia

Di balik siluet tajam dan raungan mesin V12-nya yang melegenda, Lamborghini bukan sekadar nama besar dalam dunia supercar. Ia lahir dari luka, dari ego yang tersinggung, dari seorang pria bernama Ferruccio Lamborghini, yang merasa direndahkan—dan membalasnya dengan menciptakan sejarah.
Segalanya bermula pada tahun 1963. Ferruccio, seorang pengusaha sukses asal Italia yang berjaya lewat bisnis traktor mewah Lamborghini Trattori, adalah juga pecinta mobil cepat. Namun cintanya pada Ferrari, berujung pahit ketika ia menyampaikan keluhan soal kopling mobilnya langsung kepada sang legenda—Enzo Ferrari.

Alih-alih mendapat respons konstruktif, Ferruccio justru dicemooh. Enzo menyindirnya agar tetap “mengurus traktor saja.” Kata-kata itulah yang membakar semangat Ferruccio. Harga diri seorang insinyur yang juga penggemar otomotif sejati telah diinjak, dan dari situ, tekadnya lahir: menciptakan mobil yang bukan hanya bisa menyaingi Ferrari, tapi bisa mengalahkan Ferrari di arena yang sama.
Hanya dalam waktu empat bulan, berdirilah Automobili Lamborghini di Sant’Agata Bolognese. Dengan menggabungkan para insinyur yang juga pernah disingkirkan dari Ferrari, Lamborghini melahirkan 350 GT, sportscar bertenaga V12 dengan desain mewah dan performa elegan—sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

Saat debut di Geneva Motor Show 1964, dunia tak hanya melihat mobil baru—dunia menyaksikan kelahiran rival sejati Ferrari. Sejak itu, nama Lamborghini tak hanya identik dengan kecepatan dan kemewahan, tetapi juga dengan perlawanan, tekad, dan semangat tanpa kompromi.
Lamborghini bukan sekadar pabrikan mobil. Ia adalah simbol. Sebuah warisan yang lahir dari penghinaan dan dibangun di atas mimpi untuk membuktikan: jangan pernah remehkan seseorang hanya karena latar belakangnya.
Dari jalur traktor ke arena supercar, dari rasa sakit ke keabadian—itulah Lamborghini.
TIPS & TRIK
Shoei Wyvern Comeback! Helm Legendaris Era 90-an Siap Lahir Kembali dengan Sentuhan Modern

Shoei kembali membangkitkan gelombang nostalgia di dunia helm roda dua. Setelah lebih dari dua dekade “menghilang”, salah satu produk paling ikoniknya, Shoei Wyvern, dipastikan akan kembali hadir dalam versi modern, tanpa menghilangkan sentuhan khas era 90-an yang begitu kuat.
Bagi para penikmat manga balap jalanan seperti Kirin, helm ini bukan sekadar pelindung kepala—Wyvern adalah simbol keberanian, kebebasan, dan jiwa pemberontak para speed junkie Jepang. Dagu yang menonjol, tiga ventilasi depan yang agresif, dan bentuk siluet yang maskulin membuat Wyvern begitu melekat di hati para penggemar balap jalanan era 90-an.

Rilis perdana Wyvern di dekade 1990-an hanya menyasar pasar Jepang, namun popularitasnya menembus batas. Helm ini dianggap sebagai identitas anak jalanan Jepang—liar, berani, dan penuh gaya. Kini, setelah teaser resminya meluncur 9 Mei lalu, disusul visual terbaru pada 2 Juni 2025, Wyvern siap dilahirkan kembali, dan tetap setia pada DNA lamanya.
Tampilan baru Wyvern hadir lebih tajam, lebih bersih, namun tidak menghilangkan karakter “bad boy”-nya. Shoei menyempurnakan ventilasi dagu legendarisnya, menyisipkan inovasi desain modern namun tetap mempertahankan aura street fighter yang jadi ciri khas helm ini.
Kembalinya Wyvern bukan sekadar upaya mengejar tren. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah. Shoei bermain di ranah emosional—membangkitkan memori masa muda penggemar motor yang tumbuh di era 90-an, sembari memperkenalkan ikon lama kepada generasi baru.
Kini, pertanyaan besar pun bergema: Apakah Shoei Wyvern versi 2025 ini hanya akan tersedia eksklusif di Jepang, atau akhirnya bisa dinikmati pasar global?
Para kolektor dan pecinta gaya klasik tentu tak sabar menyambutnya. Karena di balik setiap helm Shoei Wyvern, tersimpan cerita tentang masa lalu yang kembali hidup, dalam kecepatan yang jauh lebih modern.
Motor
Airbag Sepeda Motor: Inovasi Penyelamat Nyawa di Tengah Derasnya Angka Kecelakaan

Di tengah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas yang didominasi oleh pengendara roda dua, Toyoda Gosei menghadirkan secercah harapan lewat inovasi kantung udara (airbag) khusus sepeda motor. Tak lagi hanya menjadi fitur eksklusif kendaraan roda empat, kini keselamatan pengendara motor pun mendapat perhatian lebih dari industri otomotif global.
Toyoda Gosei baru saja menyelesaikan uji tabrak tahap awal terhadap sistem airbag yang dirancang untuk motor. Uji coba tersebut fokus pada bagaimana airbag mampu mengembang secara cepat saat terjadi tabrakan frontal, serta efektivitasnya dalam mengurangi dampak fatal bagi pengendara. Teknologi ini dirancang untuk beroperasi di ruang sempit khas sepeda motor, sebuah tantangan teknis yang selama ini sulit dipecahkan.
Dengan pengalaman panjang di sektor keselamatan otomotif, Toyoda Gosei ingin menjawab keresahan dunia: 360.000 jiwa pengendara roda dua dan tiga meninggal setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia sendiri, data Korlantas Polri menyebutkan bahwa lebih dari 200.000 kecelakaan sepeda motor terjadi sepanjang 2024, atau setara dengan 269 insiden tiap jam. Fakta ini tidak hanya mengejutkan, tapi juga menyedihkan — mengingat banyak korban adalah tulang punggung keluarga yang harusnya pulang dengan selamat.

Kehadiran teknologi airbag sepeda motor ini bukan sekadar terobosan teknis, melainkan langkah nyata menyelamatkan nyawa. Toyoda Gosei menyatakan masih akan terus melakukan simulasi lanjutan dan uji di dunia nyata sebelum teknologi ini dilepas ke pasar. Harapannya, dalam waktu dekat, motor-motor masa depan bisa hadir tak hanya dengan performa dan desain menarik, tapi juga perlindungan maksimal bagi pengendaranya.
Karena sejatinya, setiap perjalanan pantas berakhir dengan selamat.
-
Motor2 years ago
Polytron Memperkenalkan 11 Fitur Baru pada Motor Listrik Fox-R
-
Mobil11 months ago
PORSCHE RWB GARAPAN AKIRA NAKAI: MODIFIKASI YANG MENJADI INVESTASI SENI MEWAH
-
Event2 years ago
Kia EV9 GT-Line Unjuk Gigi di GIIAS Bandung, Harganya Dekati Rp 2 Miliar OTR
-
Motor6 months ago
Suzuki DR-Z4 Series 2025: Andalan Baru di Segmen Motor Trail & Supermoto!
-
Mobil2 years ago
Suzuki Burgman Street 125 EX memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang luar biasa, dengan satu liter dapat menempuh jarak hingga 56 kilometer!
-
Uncategorized2 years ago
Davino Britani, Pemenang FIM MiniGP Indonesia Series 2023, Siap Berkompetisi di Panggung Internasional!
-
Event2 years ago
Tim TGRI berhasil meraih gelar juara nasional dalam kategori Group M (AWD) pada Kejuaraan Nasional Sprint Rally 2023!
-
Motor9 months ago
“Yamaha Luncurkan Motor Turing Ganteng di Indonesia! Ini Dia Harganya yang Bikin Melongo!”