Motor Balap
Akbar Abud Bikin Haru! Debut Pertamanya di Kelas Expert Langsung Borong Dua Kemenangan untuk EFJE Racing!

Sirkuit Gelora Bung Tomo, Surabaya, menjadi saksi bisu lahirnya bintang baru di kelas Expert Kejurnas Motoprix Region B 2025. Akbar Abud, rider muda asal Jawa Barat yang tahun ini resmi naik kasta ke kelas tertinggi, menjawab semua keraguan dengan performa tak terbantahkan. Membela EFJE Racing Team, Akbar memborong dua kemenangan dari dua race MP1 Expert, dan kini berdiri tegak di puncak klasemen dengan koleksi penuh 50 poin.

Start dari pole position, Akbar langsung menggebrak sejak lampu start menyala. Tanpa banyak drama, ia tampil tenang, penuh percaya diri, dan dominan hingga garis finis. Sebuah pencapaian luar biasa untuk seorang pendatang baru di kelas yang dikenal keras dan penuh tekanan.
“Alhamdulillah, ini lebih dari sekadar kemenangan. Ini adalah pembuktian bahwa kerja keras dan kepercayaan tim tidak sia-sia. Saya bangga bisa membawa nama EFJE Racing ke podium tertinggi,” ucap Akbar dengan mata berkaca usai race kedua, Minggu (18/5).
Debut gemilang ini menjadi sinyal kuat bahwa Akbar Abud bukan sekadar ‘pendatang baru’, melainkan ancaman serius dalam perburuan gelar nasional musim 2025. Jika performanya terus konsisten, bukan tak mungkin nama Akbar akan menghiasi daftar juara nasional tahun ini.
Moto GP
Fadillah Arbi Aditama Tembus Moto3 Austria 2025, Langkah Berani Pembalap Muda Indonesia di Panggung Dunia.

Lintasan balap dunia kembali mengibarkan bendera Merah Putih. Fadillah Arbi Aditama, pembalap muda berbakat asal Purworejo, resmi mendapat kesempatan emas untuk tampil di Grand Prix Moto3 Austria 2025 sebagai pembalap pengganti Honda Team Asia.
Arbi, yang kini memimpin klasemen Asia Road Racing Championship (ARRC) 2025 kelas AP250, akan turun di Red Bull Ring, Spielberg, Austria (15–17 Agustus) menggantikan Tatchakorn Buasri yang harus absen akibat cedera bahu di Sachsenring. Bagi Arbi, ini bukan sekadar debut—ini adalah mimpi masa kecil yang akhirnya menjadi nyata.

Lulusan Astra Honda Racing School (AHRS) 2018 ini sudah akrab dengan kerasnya persaingan level internasional. Ia pernah bertarung di FIM JuniorGP 2023–2024 dan bahkan meraih sejarah sebagai pembalap Indonesia pertama yang naik podium utama di Catalunya 2023. Tak hanya itu, Arbi juga sudah tiga kali menjadi wildcard Moto3 pada 2024, sebuah modal berharga untuk duel kali ini.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada HRC, Honda Team Asia, serta Astra Honda Motor atas kepercayaan luar biasa ini. Tantangannya tidak mudah, tapi saya akan memberikan kemampuan terbaik untuk membanggakan Indonesia,” ujar Arbi penuh semangat.
Direktur Marketing AHM, Octavianus Dwi, menegaskan bahwa kiprah Arbi menjadi bukti nyata kualitas pembinaan balap anak bangsa. “Ini adalah bentuk kepercayaan dunia balap terhadap pembinaan sejak dini. Semoga Arbi menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia yang sedang memperjuangkan mimpinya,” katanya.
Arbi bukan satu-satunya wakil AHM di kancah MotoGP musim ini. Ada Mario Suryo Aji di Moto2 yang tengah berjuang sembari memulihkan cedera, serta Veda Ega Pratama dan M. Kiandra Ramadhipa yang mengibarkan nama Indonesia di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup.
Keempatnya adalah hasil pembinaan Astra Honda Racing School, sebuah program yang tak hanya melatih teknik balap, tapi juga membentuk mental dan fisik agar siap bersaing di panggung tertinggi dunia.
Kini, mata pecinta balap Tanah Air tertuju ke Austria. Sirkuit Red Bull Ring siap menjadi saksi—akankah Arbi menorehkan bab baru dalam sejarah balap Indonesia? Jawabannya akan hadir di tikungan tajam dan garis finis nanti.
Motor Balap
Aturan Baru MRS 2025 Picu Kontroversi: Honda Dapat Angin Segar, Yamaha Terpangkas!

Drama persaingan di Kejurnas Sport 150 cc MRS 2025 memanas jelang seri ke-3 yang digelar akhir pekan ini (16–17 Agustus), bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Tak hanya kelas Sport 250 cc yang mengalami revisi besar-besaran, ternyata aturan teknis di kelas Sport 150 cc juga ikut dipermak—dan perubahan ini memicu perbincangan hangat di paddock.
Fakta di lapangan tak terbantahkan: dua seri awal dikuasai penuh oleh Yamaha, dengan sepuluh besar klasemen sementara hampir semuanya dihuni pembalap R15. Sementara itu, Honda CBR150R seperti kesulitan mengejar—bahkan nyaris tak mampu menembus dominasi lawan. Pertanyaan pun muncul: Apakah perbedaan performa begitu berat hingga regulasi harus diubah demi menyeimbangkan pertarungan?
Sebelumnya, regulasi membatasi limiter RPM semua motor di angka 14.500. Namun, mulai seri ke-3, Yamaha dipaksa turun 700 RPM menjadi 13.800, sementara Honda hanya dipangkas 300 RPM menjadi 14.200. Artinya, Honda kini mendapat bonus selisih 400 RPM dari Yamaha—sebuah “nafas tambahan” yang jelas bisa berpengaruh di trek lurus maupun keluar tikungan.
Bima Aditya, mekanik tim Yamaha Ziear LFN HP969, mengungkapkan sedikit nada heran,
“Kami turun sampai 700 RPM, Mas, jadi maksimal 13.800. Kalau Honda tidak sama, malah 14.200. Kok bisa ya? Padahal motornya kan satu kelas.”
Secara resmi, perubahan ini disebut demi menjaga keseimbangan kompetisi agar satu merek tidak terlalu dominan. Namun di balik itu, spekulasi liar pun bergulir—mulai dari strategi penyeimbang hingga dugaan tekanan agar Honda tetap bertahan di arena balap nasional.
Apapun alasannya, satu hal pasti: seri ke-3 nanti akan menjadi laga penuh emosi dan gengsi. Yamaha berusaha mempertahankan singgasana, Honda punya misi membalikkan keadaan. Dan di tengah bendera Merah Putih berkibar untuk 80 tahun Indonesia merdeka, para penonton akan menyaksikan siapa yang benar-benar “merdeka” di garis finis.

Motor Balap
Veda Ega Pratama: Kebangkitan Sang Garuda Muda yang Mengguncang Red Bull MotoGP Rookies Cup 2025

Musim 2025 Red Bull MotoGP Rookies Cup kian memanas! Dengan empat balapan tersisa dan 100 poin yang masih bisa diperebutkan, persaingan menuju tahta juara berubah semakin dramatis.
Sebelumnya, duel sengit di papan atas nyaris hanya menjadi milik Hakim Danish dan Brian Uriarte. Kedua pembalap muda ini silih berganti menguasai klasemen, seolah tak tergoyahkan. Namun, badai besar datang dari arah yang tak disangka—Veda Ega Pratama, sang talenta Indonesia, kembali ke lintasan setelah pulih dari cedera, dan langsung mengoyak dominasi mereka.

Tak tanggung-tanggung, Veda meraih tiga kemenangan dari empat race terakhir, termasuk double winner sensasional di Sirkuit Mugello, Italia. Kemenangan itu bukan sekadar torehan angka, melainkan sejarah—Veda menjadi pembalap Indonesia pertama yang menaklukkan podium tertinggi di ajang bergengsi ini.
Aksinya tak berhenti di sana. Di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Veda kembali memperlihatkan insting juaranya dengan mengamankan podium pertama di race kedua. Hasil ini membuat jarak poinnya kian menipis: hanya terpaut 24 poin dari Danish dan 11 poin dari Uriarte, sekaligus mengokohkan dirinya di posisi ketiga klasemen sementara.
Kini, aroma kebangkitan semakin terasa. Empat balapan terakhir akan menjadi panggung penentuan—apakah sang Garuda Muda mampu membalikkan keadaan dan merebut mahkota juara? Satu hal pasti, lawan-lawannya kini tak bisa lagi memandang sebelah mata.
-
Motor2 years ago
Polytron Memperkenalkan 11 Fitur Baru pada Motor Listrik Fox-R
-
Mobil1 year ago
PORSCHE RWB GARAPAN AKIRA NAKAI: MODIFIKASI YANG MENJADI INVESTASI SENI MEWAH
-
Motor8 months ago
Suzuki DR-Z4 Series 2025: Andalan Baru di Segmen Motor Trail & Supermoto!
-
Event2 years ago
Kia EV9 GT-Line Unjuk Gigi di GIIAS Bandung, Harganya Dekati Rp 2 Miliar OTR
-
Mobil2 years ago
Suzuki Burgman Street 125 EX memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang luar biasa, dengan satu liter dapat menempuh jarak hingga 56 kilometer!
-
Motor11 months ago
“Yamaha Luncurkan Motor Turing Ganteng di Indonesia! Ini Dia Harganya yang Bikin Melongo!”
-
Uncategorized2 years ago
Davino Britani, Pemenang FIM MiniGP Indonesia Series 2023, Siap Berkompetisi di Panggung Internasional!
-
Event2 years ago
Tim TGRI berhasil meraih gelar juara nasional dalam kategori Group M (AWD) pada Kejuaraan Nasional Sprint Rally 2023!