Connect with us

Motor Balap

Aturan Baru MRS 2025 Picu Kontroversi: Honda Dapat Angin Segar, Yamaha Terpangkas!

Published

on

Drama persaingan di Kejurnas Sport 150 cc MRS 2025 memanas jelang seri ke-3 yang digelar akhir pekan ini (16–17 Agustus), bertepatan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Tak hanya kelas Sport 250 cc yang mengalami revisi besar-besaran, ternyata aturan teknis di kelas Sport 150 cc juga ikut dipermak—dan perubahan ini memicu perbincangan hangat di paddock.

Fakta di lapangan tak terbantahkan: dua seri awal dikuasai penuh oleh Yamaha, dengan sepuluh besar klasemen sementara hampir semuanya dihuni pembalap R15. Sementara itu, Honda CBR150R seperti kesulitan mengejar—bahkan nyaris tak mampu menembus dominasi lawan. Pertanyaan pun muncul: Apakah perbedaan performa begitu berat hingga regulasi harus diubah demi menyeimbangkan pertarungan?

Sebelumnya, regulasi membatasi limiter RPM semua motor di angka 14.500. Namun, mulai seri ke-3, Yamaha dipaksa turun 700 RPM menjadi 13.800, sementara Honda hanya dipangkas 300 RPM menjadi 14.200. Artinya, Honda kini mendapat bonus selisih 400 RPM dari Yamaha—sebuah “nafas tambahan” yang jelas bisa berpengaruh di trek lurus maupun keluar tikungan.

Bima Aditya, mekanik tim Yamaha Ziear LFN HP969, mengungkapkan sedikit nada heran,

“Kami turun sampai 700 RPM, Mas, jadi maksimal 13.800. Kalau Honda tidak sama, malah 14.200. Kok bisa ya? Padahal motornya kan satu kelas.”

Secara resmi, perubahan ini disebut demi menjaga keseimbangan kompetisi agar satu merek tidak terlalu dominan. Namun di balik itu, spekulasi liar pun bergulir—mulai dari strategi penyeimbang hingga dugaan tekanan agar Honda tetap bertahan di arena balap nasional.

Apapun alasannya, satu hal pasti: seri ke-3 nanti akan menjadi laga penuh emosi dan gengsi. Yamaha berusaha mempertahankan singgasana, Honda punya misi membalikkan keadaan. Dan di tengah bendera Merah Putih berkibar untuk 80 tahun Indonesia merdeka, para penonton akan menyaksikan siapa yang benar-benar “merdeka” di garis finis.

Event

Syauqi Menggila di LFN Semarang: Double Winner + Juara Umum 4T & 2T Novice!

Published

on

By

Sirkuit Mijen, Semarang, menjadi panggung spesial bagi M. Syirat Syauqi di LFN HP969 Road Race Championship 2025 Round 2 (28/9). Rider muda asal Aceh itu tampil konsisten dan penuh determinasi hingga keluar sebagai double winner sekaligus mengunci gelar juara umum Novice kategori 4-Tak dan 2-Tak.

Bersama tim GG Galak-Galak, Syauqi tampil garang di kelas Bebek Goreng Novice. Mengandalkan Yamaha FizR racikan Mamank Surya, ia benar-benar tak terbendung dan selalu menyentuh garis finis di posisi terdepan.

Tak berhenti di situ, di kategori 4-Tak Novice bersama GDT Racing, Syauqi kembali membuktikan kualitasnya dengan konsistensi luar biasa. Meski harus puas sebagai runner-up di dua kelas berbeda, raihan poin membuatnya tetap keluar sebagai juara umum ganda.

“Alhamdulillah, rasanya luar biasa bisa kembali meraih dua gelar juara umum seperti di seri pertama Surabaya. Semua ini berkat kerja keras tim, doa keluarga, dan dukungan orang-orang terdekat. Saya hanya bisa bersyukur,” ungkap Syauqi dengan penuh rasa haru.

Dengan hasil gemilang ini, peluang Syauqi untuk menyabet gelar Raja Novice LFN HP969 Road Race Championship 2025 semakin terbuka lebar. Konsistensinya di tiap seri menunjukkan bahwa ia bukan sekadar rider muda berbakat, tapi juga pejuang sejati yang pantang menyerah di lintasan balap.

Continue Reading

Motor Balap

LFN HP969 Road Race Semarang: Duet Fahmi Basam & Robby Sakera Bungkam Lawan di Kelas 5TP!

Published

on

By

Sirkuit Mijen, Semarang (27/9) kembali menjadi saksi superioritas LFN HP969 Racing Team. Di kelas Bebek 4T TU 130cc (ex.MP2) Expert, duet andalan tim, Fahmi Basam dan Robby Sakera, tampil luar biasa dengan menguasai podium 1–2, membuktikan keperkasaan Jupie racikan V-Reinz di bawah komando Bang Subur.

Jalannya balapan berlangsung panas sejak lampu start padam. Basam dan Sakera saling bergantian memimpin jalannya race, menciptakan duel tim yang menggetarkan penonton. Bahkan nama Wilman Hammer sempat ikut mengusik posisi, namun strategi dan konsistensi duo HP969 tak terbendung hingga garis finis.

Sementara itu, podium ketiga diamankan Hafid Pratama (JPNW Racing) yang tampil solid sepanjang balapan. Hasil ini semakin menegaskan bahwa LFN HP969 bukan hanya tim besar, tapi simbol kekuatan, kerja keras, dan chemistry antar rider yang tak tergoyahkan.

Dominasi ini menjadi bukti nyata bahwa di bawah naungan H. Putra, skuad HP969 selalu punya cara untuk memberi kejutan—membawa nama besar tim semakin harum di kancah balap nasional.

Continue Reading

Moto GP

MotoGP Jepang 2025: Marc Márquez Kunci Gelar Juara Dunia, Kisah Comeback Jadi Legenda!

Published

on

By

Motegi kembali jadi saksi sejarah. Marc Márquez akhirnya meraih gelar juara dunia MotoGP 2025—gelar pertamanya sejak 2019—sebuah momen penuh emosi yang menandai comeback terbesar dalam dunia balap modern.

Di tengah sorakan ribuan penggemar, Márquez menyelesaikan balapan di posisi kedua, cukup untuk memastikan titel juara. Meski rekan setimnya di Ducati, Francesco Bagnaia, tampil sempurna dengan merebut kemenangan di Motegi, sorotan utama tetap tertuju pada Márquez yang mengunci mahkota dunia.

Perjalanan menuju titel ini tidak mudah. Selama 2020–2022, Márquez bergulat dengan cedera parah pada lengan kanan, menjalani empat operasi besar, dan dua kali mengalami diplopia yang hampir mengakhiri kariernya. Ditambah performa Honda yang menurun, banyak yang sempat meragukan apakah “The Ant of Cervera” bisa kembali ke puncak.

Namun, keputusan besar diambil pada 2023 saat ia meninggalkan Honda dan bergabung dengan Gresini Ducati. Setahun adaptasi di 2024 membuat Márquez kembali kompetitif, hingga akhirnya ia promosi ke tim pabrikan Ducati pada 2025. Hasilnya? Dominasi mutlak dengan 11 kemenangan grand prix, 14 kemenangan sprint, dan gelar dunia yang dikunci dengan selisih 201 poin.

Kini Márquez mengoleksi tujuh gelar juara dunia MotoGP, sejajar dengan Valentino Rossi dan hanya terpaut satu titel dari legenda Giacomo Agostini. Ia juga menjadi pebalap pertama dalam sejarah modern yang mampu kembali merebut gelar setelah enam tahun menunggu.

Balapan di Motegi sendiri berlangsung dramatis. Márquez start dari posisi ketiga, sempat berduel ketat dengan Pedro Acosta, sebelum mengamankan posisi kedua. Bagnaia unggul sejak awal dengan jarak lebih dari tiga detik dan tetap bertahan meski sempat muncul asap dari motornya di lap terakhir. Joan Mir menutup podium dengan hasil terbaiknya musim ini bersama Honda.

Di belakang, Marco Bezzecchi (Aprilia) finis keempat, disusul Franco Morbidelli (VR46) di posisi kelima. Alex Márquez membawa Gresini ke posisi keenam, sementara nama-nama besar seperti Fabio Quartararo, Johann Zarco, Raul Fernandez, dan Fermin Aldeguer masuk 10 besar.

Sayangnya, Jack Miller harus berhenti akibat rantai putus, Luca Marini gagal finis karena masalah teknis, dan Pedro Acosta yang sempat kuat malah terlempar ke posisi 17.

Dengan hasil ini, Marc Márquez resmi menjadi juara dunia keempat Ducati setelah Casey Stoner, Pecco Bagnaia, dan Jorge Martin. Lebih dari sekadar angka dan trofi, gelar ini adalah bukti bahwa semangat juang tak pernah padam. Márquez telah menulis babak baru dalam legenda MotoGP.

Continue Reading

Trending