Connect with us

Event

TAHUN DEPAN, PEMBALAP VR46 RIDERS ACADEMY SIAP MENAKLUKKAN TIGA PABRIKAN BERBEDA!

Published

on

Marco Bezzecchi (Pertamina Enduro VR46) telah resmi diumumkan akan bergabung dengan tim Aprilia untuk musim 2025. Ini merupakan langkah strategis dari Aprilia yang menginginkan rider Italia untuk memperkuat tim mereka. “Kami tidak sabar untuk menyambut Bez di Noale,” ujar Massimo Rivola, CEO Aprilia Racing. “Duet motor Italia dan pebalap Italia sangatlah menarik dan potensial.”

VR46 Riders Academy

Kepindahan Bezzecchi ini menambah deretan prestasi para pembalap VR46 Riders Academy yang telah tersebar di berbagai tim pabrikan. Bezzecchi akan bergabung dengan Pecco Bagnaia yang sudah mengunci tempat di tim pabrikan Ducati hingga 2026, serta Luca Marini yang membela tim pabrikan Honda dengan kontrak sampai akhir 2025. Ini menunjukkan keberhasilan VR46 Riders Academy dalam mendidik dan mengembangkan bakat-bakat muda yang mampu bersaing di level tertinggi MotoGP.

Tidak hanya itu, Franco Morbidelli juga diisukan akan bergabung dengan tim Pramac Racing atau kembali ke tim Pertamina Enduro VR46. Jika kabar ini benar, maka VR46 Riders Academy benar-benar menunjukkan dominasinya di berbagai tim pabrikan. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Valentino Rossi, yang berhasil melihat murid-muridnya menyebar dan berprestasi di berbagai tim pabrikan ternama.

Penyebaran para pembalap VR46 Riders Academy di berbagai tim pabrikan ini juga menambah variasi dan dinamika di MotoGP. Setiap pembalap membawa gaya dan strategi yang berbeda, memberikan warna baru dalam kompetisi. Ini juga memberikan kesempatan bagi para pembalap untuk menunjukkan kemampuan mereka di bawah bendera tim yang berbeda, yang tentunya akan menarik untuk disaksikan oleh para penggemar MotoGP.

Tidak dapat dipungkiri, VR46 Riders Academy telah menjadi salah satu pabrik talenta terbesar di MotoGP. Dengan keberhasilan mereka menempatkan para pembalap di berbagai tim pabrikan, akademi ini membuktikan kualitas dan efektivitas program pelatihannya. Valentino Rossi, sebagai pendiri, tentu sangat bangga dengan pencapaian ini. Para pembalap VR46 tidak hanya berhasil masuk ke tim-tim besar, tetapi juga berpotensi menjadi juara di masa depan, membawa nama baik akademi dan negara mereka di kancah internasional.

Event

Fuboru All Out di Matapanah Cup Race 2025 Seri 2: Bukan Sekadar Sponsor, Tapi Sahabat Balap!

Published

on

By

Fuboru kembali membuktikan bahwa mereka bukan hanya nama di balik kemasan sparepart, tetapi juga “teman seperjuangan” para pebalap dan mekanik di lintasan. Pada gelaran Matapanah Cup Race (MCR) 2025 Seri 2 Surabaya yang berlangsung 9–10 Agustus, Fuboru hadir bukan hanya sebagai sponsor, tapi turun langsung ke arena untuk merasakan denyut nadi kompetisi nasional.

Berbekal misi besar, Fuboru membawa sederet komponen andalan — terutama di sektor pengereman, yang menjadi fokus utama demi memberikan kendali maksimal saat detik-detik krusial balapan. Kehadiran mereka juga menjadi ajang riset lapangan, mengamati dari dekat apa yang benar-benar dibutuhkan para pembalap dan kru di tengah panasnya persaingan.

“Kita support MCR karena ini event yang luar biasa. Selain itu, kita sedang mempersiapkan part pengereman baru yang akan segera rilis. Pokoknya, tunggu saja kejutan dari Fuboru, teman-teman mekanik dan pembalap!” ujar William dari Fuboru penuh semangat.

Langkah ini menegaskan komitmen Fuboru untuk memberikan solusi tepat guna bagi dunia balap Tanah Air. Lebih dari sekadar produk, Fuboru ingin menjadi mitra yang paham detak jantung racing, membantu setiap rider menembus batas, dan membawa mimpi podium jadi kenyataan.

Continue Reading

Electric Vehicle

Parkir, Cas, Jalan Lagi! Pengisian Daya Nirkabel Motor Listrik Bukan Lagi Mimpi?

Published

on

By

Di tengah pertumbuhan pesat pengguna motor listrik, satu kendala klasik masih jadi momok: repotnya pengisian daya. Kabel ketinggalan, colokan tidak cocok, atau stasiun pengisian yang penuh adalah cerita sehari-hari para pengguna EV roda dua.

Namun kini, harapan itu hadir lewat inovasi pengisian daya nirkabel, yang siap mengubah cara kita berinteraksi dengan kendaraan masa depan.
Adalah Tiler Compact, sistem wireless charging yang awalnya dirancang untuk sepeda listrik, tapi mulai dilirik sebagai solusi realistis bagi motor listrik urban.

Bayangkan ini: cukup menurunkan standar samping, lalu motor langsung terisi daya otomatis—tanpa kabel, tanpa buka-tutup soket, tanpa ribet. Persis seperti kita meletakkan smartphone di atas pad charger.

Perangkat seukuran laptop ini tahan cuaca ekstrem, hanya butuh stopkontak biasa, dan satu sumber daya bahkan bisa menyuplai hingga 24 unit pengisi daya. Cocok untuk parkiran apartemen, gedung kantor, hingga pusat perbelanjaan.
Waktu isi ulangnya memang belum secepat kabel (sekitar 3,5 jam untuk 500 Wh), tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pengguna motor listrik di kota.

Lebih dari sekadar teknologi, ini adalah upaya menjawab keresahan banyak rider masa kini. Gerakan sederhana seperti memarkir motor bisa menjadi langkah besar menuju efisiensi dan kenyamanan.

Namun, tantangan sesungguhnya kini ada di tangan para pabrikan otomotif. Dibutuhkan standardisasi dan kolaborasi agar teknologi pengisian daya nirkabel bisa diintegrasikan secara massal dan lintas merek.

Jika semua pihak bersatu, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat, kita hanya perlu memarkir motor—dan baterai akan terisi otomatis.
Masa depan itu makin dekat. Kita hanya perlu menyambutnya.

Continue Reading

Event

Suzuka 8 Hours: Lebih dari Sekadar Balapan, Ini Pertarungan Harga Diri Pabrikan Dunia!

Published

on

By

Di tengah gegap gempita balap dunia seperti MotoGP di Assen atau TT Isle of Man yang ekstrem, satu event justru menjadi panggung paling sakral bagi pabrikan Jepang—Suzuka 8 Hours. Balapan ketahanan legendaris ini bukan hanya soal adu kecepatan, tapi soal gengsi, kebanggaan, dan harga diri industri otomotif Jepang.

Tahun ini, Suzuka 8 Hours kembali dengan nuansa emosional yang lebih dalam. Untuk pertama kalinya sejak 2019, empat raksasa Jepang—Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki—kembali bertarung dalam arena yang sama. Tapi mungkin ini juga menjadi momen terakhir mereka tampil bersama, menyusul keputusan Suzuki hengkang dari dunia balap pada akhir 2022. Sebuah era bisa saja benar-benar berakhir di sini.

Bagi para rider dan kru, Suzuka 8 Hours bukan hanya balapan. Ini seperti gladiator yang bertarung di colosseum—di hadapan para CEO dan direktur top pabrikan yang menatap tajam dari pit lane. Kemenangan di Suzuka bisa mengubah hidup, menjadi tiket menuju karier seumur hidup. Kalah? Bukan sekadar kehilangan piala, tapi kehilangan muka di hadapan seluruh dunia.

Sirkuit Suzuka memang tak sepanjang Le Mans, tapi intensitasnya brutal. Tiap tikungan seperti Degner dan 130R menuntut presisi luar biasa. Dalam hitungan jam, tim harus menyeimbangkan gaya sprint agresif dan daya tahan mesin, dengan waktu pit stop menjadi penentu hidup-mati hasil akhir.

Dan jangan lupa, aura magis Suzuka tetap utuh. Meski dunia kini bisa menonton balapan dari mana pun, Suzuka tetap punya pesonanya sendiri—tradisi, semangat, dan semesta loyalitas fans Jepang yang selalu penuh di tribun, memberi sorakan hangat dalam atmosfer yang tak bisa disamakan.

Suzuka 8 Hours adalah puncak dari segalanya. Bukan sekadar balapan—ini adalah pertempuran takdir.

Continue Reading

Trending