Connect with us

Event

Membuat “Indonesia Raya” Bergema di Sirkuit Buriram, Veda: Kemenangan yang Tidak Datang dengan Mudah.

Published

on

Pebalap Indonesia, Veda Ega Pratama, kembali menunjukkan performa terbaiknya dalam ajang balap Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) 2023. Veda berhasil meraih kemenangan dalam race kedua IATC 2023 yang berlangsung di Chang International Circuit, Buriram, Thailand, tempat di mana MotoGP Thailand 2023 juga digelar hari itu.

Perjuangan Veda dalam balapan di Thailand tidaklah mudah. Namun, rider asal Wonosari ini berhasil menjadi juara. Veda telah membanggakan Indonesia sejak putaran pertama di Malaysia, kemudian di Jepang, di Indonesia, dan sekarang di Thailand.

Veda memulai balapan dari posisi terdepan (pole position). Dalam race pertama yang berlangsung pada Sabtu, 28 Oktober 2023, Veda hampir meraih kemenangan. Dengan konsistensi di grup terdepan, persaingan yang ketat antar pebalap tidak bisa dihindari. Saat memasuki tikungan terakhir, Veda hampir kehilangan keseimbangan dan akhirnya harus puas finis di posisi kelima. Pebalap Indonesia lainnya, Reykat Yusuf Fadilah dan Chessy Meilandri, yang berjuang di grup ketiga dan keempat, juga berusaha keras untuk mencapai grup terdepan dan akhirnya finis di posisi ke-10 dan ke-13, masing-masing.

Veda Ega Pratama berusaha keras untuk meraih podium dalam race kedua, dan dia tampil luar biasa sejak tanda start balapan dimulai. Ia konsisten bersaing di grup terdepan selama 15 lap bersama dengan pebalap asal Thailand dan Jepang. Pada lap terakhir, Veda berhasil melakukan aksi overtake yang memastikan dirinya meraih posisi juara. Ini adalah podium keenamnya dalam ajang IATC 2023. Dengan total 181 poin yang berhasil ia kumpulkan sejauh ini, Veda semakin menjauh dari pebalap lainnya dan memimpin klasemen sementara IATC 2023.

“Alhamdulilah, di race kedua ini saya mampu meraih kemenangan keenam saya di musim ini. Sungguh sebuah kemenangan yang tidak mudah. Sejak awal, persaingan berlangsung sangat ketat dan beberapa kali kehilangan posisi. Namun, saya berusaha tetap tenang hingga akhirnya mampu menuntaskan balapan ini dengan meraih posisi 1. Terima kasih atas dukungan dan doanya, tetap dukung saya di 2 seri terakhir IATC.” ujar Veda yang merupakan pebalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) ini dalam siaran persnya, Minggu (29/10/2023).

Pebalap muda lainnya, Reykat Fadillah dan Chessy Meilandri, juga meraih pengalaman berharga dalam putaran kedua di Thailand. Dalam persaingan sengit dengan 21 pebalap lainnya, Reykat gigih bertarung untuk tetap berada di posisi sepuluh besar hingga akhirnya finis di urutan kesembilan. Sementara itu, Chessy berhasil finis di urutan ke-14 dalam balapan yang kompetitif ini.

“Balapan yang sengit kembali saya hadapi dirace2 ini. Selepas start sebetulnya saya mampu masuk ke rombongan depan, tetapi ketatnya persaingan membuat saya terpisah dan bertarung di rombongan kedua. Beberapa kali sebetulnya saya mampu memimpin rombongan, tetapi pada akhirnya saya harus puas finish di posisi 9. Di seri berikutnya, saya akan berusaha lebih keras lagi untuk meraih podium. Mohon doa dan dukungannya.” ujar Reykat.

Andy Wijaya, General Manager Marketing Planning and Analysis PT Astra Honda Motor (AHM), menyatakan bahwa semangat juang yang ditunjukkan oleh pebalap muda Astra Honda Racing Team (AHRT) sejalan dengan semangat Satu Hati yang selalu mendukung pebalap Indonesia dalam merealisasikan impian mereka, termasuk dalam ajang balap IATC yang diadakan bersamaan dengan acara balap motor paling prestisius di dunia, MotoGP.

“Kami sangat mengapresiasi semangat juang tinggi para pebalap muda AHRT dan upaya mereka dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia di balapan IATC 2023. Kami harap dapat terus mendampingi para pebalap bertalenta tinggi ini dalam mencetak berbagai prestasi membanggakan bagi bangsa ke depannya,” ujar Andy.

IATC 2023 akan berlangsung sebanyak 6 seri. Seri balapan selanjutnya akan diadakan di Sepang International Circuit, Malaysia, pada tanggal 10-12 November 2023.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Event

Fuboru All Out di Matapanah Cup Race 2025 Seri 2: Bukan Sekadar Sponsor, Tapi Sahabat Balap!

Published

on

By

Fuboru kembali membuktikan bahwa mereka bukan hanya nama di balik kemasan sparepart, tetapi juga “teman seperjuangan” para pebalap dan mekanik di lintasan. Pada gelaran Matapanah Cup Race (MCR) 2025 Seri 2 Surabaya yang berlangsung 9–10 Agustus, Fuboru hadir bukan hanya sebagai sponsor, tapi turun langsung ke arena untuk merasakan denyut nadi kompetisi nasional.

Berbekal misi besar, Fuboru membawa sederet komponen andalan — terutama di sektor pengereman, yang menjadi fokus utama demi memberikan kendali maksimal saat detik-detik krusial balapan. Kehadiran mereka juga menjadi ajang riset lapangan, mengamati dari dekat apa yang benar-benar dibutuhkan para pembalap dan kru di tengah panasnya persaingan.

“Kita support MCR karena ini event yang luar biasa. Selain itu, kita sedang mempersiapkan part pengereman baru yang akan segera rilis. Pokoknya, tunggu saja kejutan dari Fuboru, teman-teman mekanik dan pembalap!” ujar William dari Fuboru penuh semangat.

Langkah ini menegaskan komitmen Fuboru untuk memberikan solusi tepat guna bagi dunia balap Tanah Air. Lebih dari sekadar produk, Fuboru ingin menjadi mitra yang paham detak jantung racing, membantu setiap rider menembus batas, dan membawa mimpi podium jadi kenyataan.

Continue Reading

Electric Vehicle

Parkir, Cas, Jalan Lagi! Pengisian Daya Nirkabel Motor Listrik Bukan Lagi Mimpi?

Published

on

By

Di tengah pertumbuhan pesat pengguna motor listrik, satu kendala klasik masih jadi momok: repotnya pengisian daya. Kabel ketinggalan, colokan tidak cocok, atau stasiun pengisian yang penuh adalah cerita sehari-hari para pengguna EV roda dua.

Namun kini, harapan itu hadir lewat inovasi pengisian daya nirkabel, yang siap mengubah cara kita berinteraksi dengan kendaraan masa depan.
Adalah Tiler Compact, sistem wireless charging yang awalnya dirancang untuk sepeda listrik, tapi mulai dilirik sebagai solusi realistis bagi motor listrik urban.

Bayangkan ini: cukup menurunkan standar samping, lalu motor langsung terisi daya otomatis—tanpa kabel, tanpa buka-tutup soket, tanpa ribet. Persis seperti kita meletakkan smartphone di atas pad charger.

Perangkat seukuran laptop ini tahan cuaca ekstrem, hanya butuh stopkontak biasa, dan satu sumber daya bahkan bisa menyuplai hingga 24 unit pengisi daya. Cocok untuk parkiran apartemen, gedung kantor, hingga pusat perbelanjaan.
Waktu isi ulangnya memang belum secepat kabel (sekitar 3,5 jam untuk 500 Wh), tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pengguna motor listrik di kota.

Lebih dari sekadar teknologi, ini adalah upaya menjawab keresahan banyak rider masa kini. Gerakan sederhana seperti memarkir motor bisa menjadi langkah besar menuju efisiensi dan kenyamanan.

Namun, tantangan sesungguhnya kini ada di tangan para pabrikan otomotif. Dibutuhkan standardisasi dan kolaborasi agar teknologi pengisian daya nirkabel bisa diintegrasikan secara massal dan lintas merek.

Jika semua pihak bersatu, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat, kita hanya perlu memarkir motor—dan baterai akan terisi otomatis.
Masa depan itu makin dekat. Kita hanya perlu menyambutnya.

Continue Reading

Event

Suzuka 8 Hours: Lebih dari Sekadar Balapan, Ini Pertarungan Harga Diri Pabrikan Dunia!

Published

on

By

Di tengah gegap gempita balap dunia seperti MotoGP di Assen atau TT Isle of Man yang ekstrem, satu event justru menjadi panggung paling sakral bagi pabrikan Jepang—Suzuka 8 Hours. Balapan ketahanan legendaris ini bukan hanya soal adu kecepatan, tapi soal gengsi, kebanggaan, dan harga diri industri otomotif Jepang.

Tahun ini, Suzuka 8 Hours kembali dengan nuansa emosional yang lebih dalam. Untuk pertama kalinya sejak 2019, empat raksasa Jepang—Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki—kembali bertarung dalam arena yang sama. Tapi mungkin ini juga menjadi momen terakhir mereka tampil bersama, menyusul keputusan Suzuki hengkang dari dunia balap pada akhir 2022. Sebuah era bisa saja benar-benar berakhir di sini.

Bagi para rider dan kru, Suzuka 8 Hours bukan hanya balapan. Ini seperti gladiator yang bertarung di colosseum—di hadapan para CEO dan direktur top pabrikan yang menatap tajam dari pit lane. Kemenangan di Suzuka bisa mengubah hidup, menjadi tiket menuju karier seumur hidup. Kalah? Bukan sekadar kehilangan piala, tapi kehilangan muka di hadapan seluruh dunia.

Sirkuit Suzuka memang tak sepanjang Le Mans, tapi intensitasnya brutal. Tiap tikungan seperti Degner dan 130R menuntut presisi luar biasa. Dalam hitungan jam, tim harus menyeimbangkan gaya sprint agresif dan daya tahan mesin, dengan waktu pit stop menjadi penentu hidup-mati hasil akhir.

Dan jangan lupa, aura magis Suzuka tetap utuh. Meski dunia kini bisa menonton balapan dari mana pun, Suzuka tetap punya pesonanya sendiri—tradisi, semangat, dan semesta loyalitas fans Jepang yang selalu penuh di tribun, memberi sorakan hangat dalam atmosfer yang tak bisa disamakan.

Suzuka 8 Hours adalah puncak dari segalanya. Bukan sekadar balapan—ini adalah pertempuran takdir.

Continue Reading

Trending