Connect with us

Mobil

Ulas Tuntas Teknologi Canggih “Diamond Sense” di Mitsubishi Xforce Ultimate!

Published

on

Mitsubishi Xforce kembali menunjukkan taringnya dengan menghadirkan Diamond Sense (DS)—teknologi Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) pertama pada SUV kompak ini. Varian Ultimate DS, sebagai tipe tertinggi, dilengkapi sederet fitur keselamatan dan kenyamanan terkini yang siap memanjakan pengendara di jalan.

Makna di Balik Nama “Diamond Sense”
Menurut Guntur Harling, Head of Product Strategy PT MMKSI, istilah “Diamond” menggambarkan ketangguhan khas Mitsubishi, sedangkan “Sense” mencerminkan kecanggihan teknologi. Kombinasi ini menghadirkan kendaraan dengan kekuatan luar biasa yang tetap mengutamakan keselamatan dan kenyamanan.

Teknologi ADAS yang Jadi Andalan
Diamond Sense hadir dengan Mono Camera, Radar Sensor depan-belakang, dan Ultrasonic Parking Sensor. Fitur-fiturnya dirancang untuk meningkatkan pengalaman berkendara, di antaranya:

  • Adaptive Cruise Control (ACC) dengan low-speed follow.
  • Forward Collision Mitigation (FCM) untuk mencegah tabrakan.
  • Blind Spot Warning (BSW) dan Rear Cross Traffic Alert (RCTA) untuk meningkatkan visibilitas.
  • Automatic High Beam (AHB) hingga Lead Car Departure Notification System (LCDN).

Fitur ini bahkan masih ditambah enam kantung udara dengan curtain bags, menjadikan keamanan lebih optimal.

Keunggulan Adaptive Cruise Control (ACC) Low Speed Follow
Fitur ACC with low-speed follow adalah senjata utama Diamond Sense. Berbeda dari ACC biasa, teknologi ini memungkinkan kendaraan menjaga jarak aman di lalu lintas padat dengan kecepatan rendah. Sangat cocok untuk kondisi jalanan macet di kota-kota besar seperti Jakarta.

Potensi untuk Model Lain
Guntur juga mengisyaratkan bahwa teknologi Diamond Sense bisa hadir di model Mitsubishi lainnya di masa depan. Jadi, inovasi ini tak hanya eksklusif untuk Xforce, tetapi berpotensi menjangkau lini kendaraan Mitsubishi yang lebih luas.

Harga dan Keunggulan Varian Ultimate Diamond Sense
Dibanderol Rp 422,9 juta OTR Jakarta, varian ini hanya terpaut Rp 8 juta dari tipe Ultimate CVT. Dengan harga tersebut, konsumen mendapatkan kendaraan dengan teknologi unggulan, performa, dan fitur yang sulit ditandingi di segmennya.

Diamond Sense bukan sekadar teknologi, tapi bukti komitmen Mitsubishi dalam menghadirkan SUV yang tak hanya tangguh, tapi juga pintar dan penuh gaya. Siap untuk mencoba pengalaman baru di balik kemudi Mitsubishi Xforce Ultimate?

Electric Vehicle

BYD Atto 2 Muncul di Data NJKB, Pertanda SUV Listrik Baru Siap Mengaspal di Indonesia?

Published

on

By

Isu kemunculan BYD Atto 2 di Indonesia kian tak terbendung. Dua kode misterius—SC3E-ETD-1 (4×2) AT dengan nilai jual Rp 281 juta dan SC3E-STD-1 (4×2) AT senilai Rp 245 juta—baru saja muncul di data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Bapenda DKI Jakarta. Menariknya, penambahan ini membuat daftar model BYD di NJKB menjadi 15 unit, padahal BYD Indonesia saat ini resmi memasarkan 13 model saja.

Bagi para pecinta otomotif, ini bukan sekadar angka di tabel pajak. Ini adalah sinyal kuat bahwa sebuah pemain baru tengah bersiap memasuki arena, membawa aroma persaingan segar di segmen SUV listrik.

Seorang tenaga penjual BYD di Jakarta membocorkan sedikit gambaran, bahwa Atto 2 kemungkinan hadir tahun depan dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan lebih—posisi strategis di antara Atto 1 (mulai Rp 195 juta) dan Atto 3 (sekitar Rp 390 juta). “Mungkin masuknya tahun depan, dan harganya di atas Atto 1,” ujarnya, sembari tersenyum penuh arti.

Jika prediksi harga ini benar, Atto 2 berpotensi menjadi SUV listrik paling kompetitif di kelasnya—mengandalkan dimensi yang ringkas namun lapang, performa yang siap diajak ngebut, serta teknologi elektrifikasi mutakhir khas BYD.

Meski pihak BYD Indonesia masih bungkam, para penggemar otomotif kini dibuat tak sabar menunggu kepastian. Apakah Atto 2 akan menjadi “kuda hitam” yang mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air, seperti halnya Atto 1 yang dulu mengguncang pasar? Waktulah yang akan menjawabnya—namun satu hal pasti, aroma revolusi di jalan raya sudah mulai tercium.

Continue Reading

Electric Vehicle

“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Published

on

By

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?

Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.

Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.

“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.

Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.

Continue Reading

Electric Vehicle

YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Published

on

By

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.

Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?

“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.

Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.

Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.

Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.

Continue Reading

Trending