Connect with us

Uncategorized

Toyota Land Cruiser AT37: SUV Gagah Siap Libas Banjir dan Medan Ekstrem!

Published

on

Toyota Land Cruiser 250 dikenal sebagai SUV premium dengan tampilan gagah, tetapi bagi para penggemar off-road, standar pabrikan belum cukup. Arctic Trucks, spesialis modifikasi kendaraan ekstrem, mengubah Land Cruiser ini menjadi AT37—monster off-road yang siap menaklukkan segala medan!

Ubahan Ekstrem & Visual Lebih Kekar


AT37 tampil lebih agresif dengan bumper baru, fender flare lebih lebar, serta side step aluminium dan pelindung lumpur yang siap menghadapi kondisi ekstrem. Bagian belakang juga mendapat pengait tersembunyi untuk kebutuhan off-road.

Kaki-kaki Lebih Garang
Peningkatan paling mencolok ada pada suspensi yang lebih tinggi (+40 mm) dan bisa disetel ulang. AT37 juga dibekali pelek forged alloy 17 inci berlapis hitam satin dengan desain katup ganda, dipadukan dengan ban BFGoodrich 37 inci yang siap menerjang lumpur dan medan berat.

Modifikasi Total di Sasis & Drivetrain
Arctic Trucks tak hanya sekadar memasang komponen tambahan. Land Cruiser AT37 mengalami rekayasa ulang pada sasis, bodi, dan drivetrain, sehingga siap menghadapi petualangan ekstrem tanpa kompromi!

Interior Eksklusif & Ketersediaan Global


Masuk ke kabin, AT37 mendapat sentuhan khusus dengan tuas persneling unik, pelat ambang pintu, dan karpet berlogo Arctic Trucks. Soal harga? Belum diumumkan, tapi model ini akan tersedia sebagai unit siap pakai di diler resmi atau melalui konversi pelanggan di Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Timur Tengah mulai kuartal kedua 2025.

Siap Jadi Raja Off-Road?
Dengan modifikasi Arctic Trucks ini, Toyota Land Cruiser AT37 bukan sekadar SUV premium—tapi monster jalanan yang siap menggebrak medan ekstrem

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Uncategorized

Sejarah Baru MotoGP: 17 Nama Besar Resmi Masuk Hall of Fame

Published

on

By

Sebuah momen emosional dan penuh sejarah tercipta di Teatro Amintore Galli, Rimini, Kamis malam jelang race utama. Untuk pertama kalinya, 17 pembalap terbaik sepanjang masa resmi dilantik ke dalam MotoGP Hall of Fame, sebuah panggung prestisius yang menjadi standar baru dalam mengabadikan status legenda balap dunia.

Deretan nama besar menghiasi daftar ini. Hadir langsung di atas panggung Giacomo Agostini, Freddie Spencer, Kevin Schwantz, Casey Stoner, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, hingga Valentino Rossi yang sukses membuat suasana haru bercampur bangga.

Namun, tak semua bisa hadir. Kenny Roberts, Mick Doohan, Eddie Lawson, dan Wayne Rainey berhalangan, sementara para ikon abadi seperti Mike Hailwood, Barry Sheene, Phil Read, John Surtees, hingga Umberto Masetti mendapat penghormatan anumerta, mengingatkan betapa panjang dan keras perjalanan sejarah balap roda dua.

Hall of Fame ini bukan sekadar simbol. Ada syarat ketat: minimal dua gelar juara dunia atau 25 kemenangan di kelas utama. Dari lebih dari 2.500 pembalap yang pernah mengaspal di kelas premier, hanya 17 rider elit yang mampu mencapainya.

Nama-nama besar era modern seperti Marc Márquez dan Francesco “Pecco” Bagnaia pun disebut-sebut sebagai kandidat berikutnya, membuka lembaran baru generasi penerus.

“Hall of Fame ini adalah bentuk penghargaan objektif, bukan hanya soal pengaruh, tapi tentang pencapaian nyata yang menorehkan sejarah,” ujar Carlos Ezpeleta, Chief Strategy Officer Dorna Sports.

Berbeda dengan MotoGP Legends yang selama 25 tahun mengapresiasi kontribusi luas figur-figur penting, Hall of Fame kini hadir lebih eksklusif—sebagai wadah penghormatan tertinggi hanya bagi mereka yang benar-benar menorehkan angka emas dalam sejarah MotoGP.

Malam itu, bukan hanya para legenda yang mendapat sorotan, tapi juga seluruh penggemar MotoGP di dunia yang ikut merasakan getaran kebanggaan. Sebab, di balik deru mesin dan kilauan podium, ada warisan yang abadi: kecepatan, perjuangan, dan nama yang selamanya hidup dalam sejarah.

Continue Reading

TIPS & TRIK

Tesla Dipaksa Ubah Desain Ikonik Demi Keselamatan, Aturan Baru China Jadi Titik Balik

Published

on

By

Tesla akhirnya harus merelakan perubahan pada salah satu ciri khas desain mobilnya: flush door handle atau handle pintu rata. Regulasi keselamatan terbaru di China melarang penggunaan handle pintu elektronik yang sepenuhnya tersembunyi, mendorong Tesla untuk menyesuaikan diri demi tetap bisa bersaing di pasar otomotif terbesar dunia.

Kepala Desainer Tesla, Franz von Holzhausen, memastikan pihaknya tengah menggarap desain baru yang menggabungkan mekanisme manual dan elektronik dalam satu sistem. Tujuannya sederhana namun vital: agar pintu lebih mudah diakses dalam kondisi darurat, tanpa kehilangan sentuhan futuristis khas Tesla.

Aturan ini akan resmi berlaku mulai Juli 2027, memberi Tesla waktu kurang dari dua tahun untuk menemukan formula terbaik. Tantangan ini bukan sekadar soal desain, melainkan juga soal menjaga identitas brand tanpa mengorbankan keselamatan pengguna.

Lebih jauh, sorotan terhadap handle pintu Tesla tak hanya datang dari China. Di Amerika Serikat, otoritas keselamatan jalan raya (NHTSA) tengah menyelidiki lebih dari 140 laporan keluhan terkait kesulitan membuka pintu Tesla saat mobil kehilangan daya listrik. Bahkan investigasi mencakup 174 ribu unit Model Y produksi 2021, dengan kasus serupa juga muncul di Model 3 dan Model S.

Langkah Tesla mengubah desain handle pintu ini bisa menjadi momentum penting: menepis kritik, menjawab keraguan konsumen, sekaligus membuktikan bahwa inovasi futuristis tetap bisa selaras dengan aspek keselamatan.

Bagi para pecinta Tesla, perubahan ini mungkin terasa emosional — sebuah perpisahan dengan desain ikonik yang selama ini dianggap bagian dari DNA minimalis Tesla. Namun demi keselamatan, perubahan ini bukan sekadar keharusan, melainkan sebuah evolusi.

Continue Reading

Event

Yamaha BLU CRU Master Camp 2025: Ajang Mimpi, Bimbingan Legenda, dan Harapan Masa Depan

Published

on

By

Valencia menjadi saksi berakhirnya Yamaha BLU CRU Master Camp 2025, sebuah program yang tak hanya sekadar pelatihan, melainkan perjalanan penuh inspirasi bagi sepuluh talenta muda dunia balap.

Selama lima hari intens, para pembalap belia ini merasakan pengalaman luar biasa—berlatih langsung dengan deretan bintang MotoGP, Moto2, dan WorldSBK. Nama besar seperti Fabio Quartararo, Andrea Locatelli, Tony Arbolino, Alex Rins, Jack Miller, hingga Jonathan Rea hadir memberi arahan, tips, dan motivasi. Bahkan, momen emosional tercipta ketika setiap pembalap muda menerima wearpack Alpinestars bertanda tangan seluruh rider tamu—simbol bahwa mimpi mereka mendapat restu dari para idola.

Dari Italia, Jepang, Brasil, hingga Indonesia, mereka datang membawa mimpi yang sama: menapaki jalan menuju level tertinggi balap dunia. Salah satunya, Arai Agaska, wakil Indonesia, yang kini punya bekal pengalaman emas untuk menatap masa depan lebih jauh.

Tak hanya soal kecepatan, program ini juga menekankan disiplin, mentalitas juara, hingga pengalaman unik seperti mengendarai WaveRunner di Valencia Marina. Seperti yang dikatakan Quartararo:

“Saya berharap ada program seperti ini ketika saya muda. Mereka semua luar biasa, dan saya yakin suatu hari nanti saya akan balapan melawan salah satu dari mereka di MotoGP.”

Di balik program intens ini, ada dukungan penuh dari pelatih kelas dunia—Julian Simon, Jules Cluzel, Marco Belli, hingga Chris MacClugage—serta manajemen Yamaha yang ingin membuka jalan bagi lahirnya generasi baru pebalap profesional.

Mereka datang sebagai pembalap muda penuh mimpi, dan pulang sebagai pebalap yang lebih matang. Itulah arti sebenarnya dari Master Camp,” tutur Niccolò Canepa, Manajer Olahraga Balap Jalan Raya Yamaha Motor Europe.

Kini, Yamaha BLU CRU Master Camp 2025 bukan hanya meninggalkan kenangan lima hari tak terlupakan, tetapi juga menyalakan api harapan baru—bahwa dari Valencia, lahir bintang masa depan yang siap mengguncang MotoGP.

Continue Reading

Trending