Connect with us

Mobil

Toyota Percepat Pengembangan Mobil Hidrogen, Jakarta-Surabaya Sekali Isi!

Published

on

Toyota semakin serius mengembangkan teknologi hidrogen di Indonesia. Setelah meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, kini mobil hidrogen berpotensi menjadi solusi transportasi ramah lingkungan yang efisien. Dengan kapasitas pengisian tekanan 700 bar, kendaraan berbahan bakar hidrogen bisa menempuh jarak jauh, seperti Jakarta-Surabaya hanya dengan sekali isi!

Langkah Besar Toyota di Indonesia
Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) bekerja sama dengan Pertamina untuk membangun infrastruktur hidrogen yang mendukung transisi menuju net zero emission. Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN, menegaskan bahwa hidrogen menjadi salah satu alternatif energi bersih, melengkapi teknologi Battery Electric Vehicle (BEV) dan Hybrid Electric Vehicle (HEV).

Sementara itu, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa kehadiran SPBH hidrogen ini merupakan awal dari era baru kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Meski saat ini stasiun pengisian masih terbatas, ke depan infrastruktur ini akan terus berkembang.

Potensi Besar Hidrogen di Indonesia
Hidrogen dikategorikan berdasarkan sumbernya:
🔹 Hidrogen Abu-abu: Berasal dari bahan bakar fosil seperti gas bumi dan batu bara.
🔹 Hidrogen Biru: Dihasilkan dari biomassa dengan emisi karbon yang lebih rendah.
🔹 Hidrogen Hijau: Diperoleh dari air melalui reaksi elektrolisis, menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air.

Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi hidrogen hijau, yang bisa menjadi sumber energi masa depan bagi kendaraan hidrogen.

Toyota Mirai Gen-2: Mobil Hidrogen Canggih
Toyota juga menghadirkan Mirai Generasi ke-2 di Indonesia. Mobil ini mampu menempuh hingga 850 km dengan satu kali pengisian hidrogen yang hanya memakan waktu 3 menit. Dengan tenaga mencapai 182 PS, Mirai menjadi salah satu kendaraan hidrogen yang paling efisien saat ini.

Masa Depan Mobil Hidrogen di RI
Menurut Cyrillus Harinowo, penulis buku Multi-pathway for Car Electrification, hidrogen akan semakin kompetitif dalam 10 tahun ke depan. Harga produksi hidrogen dari energi terbarukan semakin murah, sehingga mobil hidrogen berpeluang menjadi alternatif sebanding dengan mobil listrik.

Jika ekosistem hidrogen terus berkembang, maka di masa depan, kendaraan berbahan bakar hidrogen bisa menjadi pilihan utama mobilitas ramah lingkungan di Indonesia.

Electric Vehicle

BYD Atto 2 Muncul di Data NJKB, Pertanda SUV Listrik Baru Siap Mengaspal di Indonesia?

Published

on

By

Isu kemunculan BYD Atto 2 di Indonesia kian tak terbendung. Dua kode misterius—SC3E-ETD-1 (4×2) AT dengan nilai jual Rp 281 juta dan SC3E-STD-1 (4×2) AT senilai Rp 245 juta—baru saja muncul di data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Bapenda DKI Jakarta. Menariknya, penambahan ini membuat daftar model BYD di NJKB menjadi 15 unit, padahal BYD Indonesia saat ini resmi memasarkan 13 model saja.

Bagi para pecinta otomotif, ini bukan sekadar angka di tabel pajak. Ini adalah sinyal kuat bahwa sebuah pemain baru tengah bersiap memasuki arena, membawa aroma persaingan segar di segmen SUV listrik.

Seorang tenaga penjual BYD di Jakarta membocorkan sedikit gambaran, bahwa Atto 2 kemungkinan hadir tahun depan dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan lebih—posisi strategis di antara Atto 1 (mulai Rp 195 juta) dan Atto 3 (sekitar Rp 390 juta). “Mungkin masuknya tahun depan, dan harganya di atas Atto 1,” ujarnya, sembari tersenyum penuh arti.

Jika prediksi harga ini benar, Atto 2 berpotensi menjadi SUV listrik paling kompetitif di kelasnya—mengandalkan dimensi yang ringkas namun lapang, performa yang siap diajak ngebut, serta teknologi elektrifikasi mutakhir khas BYD.

Meski pihak BYD Indonesia masih bungkam, para penggemar otomotif kini dibuat tak sabar menunggu kepastian. Apakah Atto 2 akan menjadi “kuda hitam” yang mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air, seperti halnya Atto 1 yang dulu mengguncang pasar? Waktulah yang akan menjawabnya—namun satu hal pasti, aroma revolusi di jalan raya sudah mulai tercium.

Continue Reading

Electric Vehicle

“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Published

on

By

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?

Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.

Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.

“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.

Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.

Continue Reading

Electric Vehicle

YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Published

on

By

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.

Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?

“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.

Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.

Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.

Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.

Continue Reading

Trending