Mobil
Genesis: Merek Mobil Mewah Korea yang Tak Hadir di Indonesia

Genesis, merek otomotif premium asal Korea Selatan, merupakan divisi mewah dari Hyundai Motor Company. Awalnya, Genesis hadir sebagai model sedan mewah Hyundai pada tahun 2008 sebelum akhirnya menjadi merek independen pada 2015.
Perjalanan Genesis Menjadi Merek Premium
Genesis pertama kali diperkenalkan melalui Hyundai Genesis Coupe, mobil sport berpenggerak roda belakang yang sukses di pasar Amerika Serikat dan Tiongkok. Melihat respons positif tersebut, Hyundai memutuskan untuk menjadikan Genesis sebagai merek terpisah yang siap bersaing dengan brand mewah seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Lexus.

Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, Genesis berkembang pesat dan telah menjual lebih dari 200.000 unit dalam tiga tahun pertamanya. Saat ini, Genesis memiliki beragam lini kendaraan mulai dari sedan G70, G80, G90, hingga SUV crossover GV70 dan GV80. Mereka juga mulai merambah mobil listrik dengan konsep Genesis X, coupe GT berbasis tenaga listrik penuh.

Mengapa Genesis Tidak Masuk ke Indonesia?
Meskipun sukses di pasar global, Genesis hingga kini belum memasuki pasar Indonesia. Hyundai menilai bahwa karakteristik pasar otomotif Tanah Air lebih menyukai kendaraan dengan harga kompetitif dan fitur fungsional dibandingkan dengan mobil premium yang menjadi fokus utama Genesis.
Di luar negeri, Genesis menggantikan Hyundai Equus sebagai sedan flagship mewah dan terus berekspansi ke Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, serta pasar Eropa lainnya.
Genesis mungkin belum hadir di Indonesia, tetapi sebagai brand premium, kehadirannya tetap menjadi sorotan di dunia otomotif global.
Electric Vehicle
BYD Atto 2 Muncul di Data NJKB, Pertanda SUV Listrik Baru Siap Mengaspal di Indonesia?

Isu kemunculan BYD Atto 2 di Indonesia kian tak terbendung. Dua kode misterius—SC3E-ETD-1 (4×2) AT dengan nilai jual Rp 281 juta dan SC3E-STD-1 (4×2) AT senilai Rp 245 juta—baru saja muncul di data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Bapenda DKI Jakarta. Menariknya, penambahan ini membuat daftar model BYD di NJKB menjadi 15 unit, padahal BYD Indonesia saat ini resmi memasarkan 13 model saja.
Bagi para pecinta otomotif, ini bukan sekadar angka di tabel pajak. Ini adalah sinyal kuat bahwa sebuah pemain baru tengah bersiap memasuki arena, membawa aroma persaingan segar di segmen SUV listrik.

Seorang tenaga penjual BYD di Jakarta membocorkan sedikit gambaran, bahwa Atto 2 kemungkinan hadir tahun depan dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan lebih—posisi strategis di antara Atto 1 (mulai Rp 195 juta) dan Atto 3 (sekitar Rp 390 juta). “Mungkin masuknya tahun depan, dan harganya di atas Atto 1,” ujarnya, sembari tersenyum penuh arti.
Jika prediksi harga ini benar, Atto 2 berpotensi menjadi SUV listrik paling kompetitif di kelasnya—mengandalkan dimensi yang ringkas namun lapang, performa yang siap diajak ngebut, serta teknologi elektrifikasi mutakhir khas BYD.

Meski pihak BYD Indonesia masih bungkam, para penggemar otomotif kini dibuat tak sabar menunggu kepastian. Apakah Atto 2 akan menjadi “kuda hitam” yang mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air, seperti halnya Atto 1 yang dulu mengguncang pasar? Waktulah yang akan menjawabnya—namun satu hal pasti, aroma revolusi di jalan raya sudah mulai tercium.
Electric Vehicle
“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?
Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.
Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.
“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.
Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.
Electric Vehicle
YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.
Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?
“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.
Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.
Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.
Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.
-
Motor2 years ago
Polytron Memperkenalkan 11 Fitur Baru pada Motor Listrik Fox-R
-
Mobil1 year ago
PORSCHE RWB GARAPAN AKIRA NAKAI: MODIFIKASI YANG MENJADI INVESTASI SENI MEWAH
-
Motor7 months ago
Suzuki DR-Z4 Series 2025: Andalan Baru di Segmen Motor Trail & Supermoto!
-
Event2 years ago
Kia EV9 GT-Line Unjuk Gigi di GIIAS Bandung, Harganya Dekati Rp 2 Miliar OTR
-
Mobil2 years ago
Suzuki Burgman Street 125 EX memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang luar biasa, dengan satu liter dapat menempuh jarak hingga 56 kilometer!
-
Motor11 months ago
“Yamaha Luncurkan Motor Turing Ganteng di Indonesia! Ini Dia Harganya yang Bikin Melongo!”
-
Uncategorized2 years ago
Davino Britani, Pemenang FIM MiniGP Indonesia Series 2023, Siap Berkompetisi di Panggung Internasional!
-
Event2 years ago
Tim TGRI berhasil meraih gelar juara nasional dalam kategori Group M (AWD) pada Kejuaraan Nasional Sprint Rally 2023!