Connect with us

Electric Vehicle

“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Published

on

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?

Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.

Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.

“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.

Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.

Electric Vehicle

Parkir, Cas, Jalan Lagi! Pengisian Daya Nirkabel Motor Listrik Bukan Lagi Mimpi?

Published

on

By

Di tengah pertumbuhan pesat pengguna motor listrik, satu kendala klasik masih jadi momok: repotnya pengisian daya. Kabel ketinggalan, colokan tidak cocok, atau stasiun pengisian yang penuh adalah cerita sehari-hari para pengguna EV roda dua.

Namun kini, harapan itu hadir lewat inovasi pengisian daya nirkabel, yang siap mengubah cara kita berinteraksi dengan kendaraan masa depan.
Adalah Tiler Compact, sistem wireless charging yang awalnya dirancang untuk sepeda listrik, tapi mulai dilirik sebagai solusi realistis bagi motor listrik urban.

Bayangkan ini: cukup menurunkan standar samping, lalu motor langsung terisi daya otomatis—tanpa kabel, tanpa buka-tutup soket, tanpa ribet. Persis seperti kita meletakkan smartphone di atas pad charger.

Perangkat seukuran laptop ini tahan cuaca ekstrem, hanya butuh stopkontak biasa, dan satu sumber daya bahkan bisa menyuplai hingga 24 unit pengisi daya. Cocok untuk parkiran apartemen, gedung kantor, hingga pusat perbelanjaan.
Waktu isi ulangnya memang belum secepat kabel (sekitar 3,5 jam untuk 500 Wh), tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pengguna motor listrik di kota.

Lebih dari sekadar teknologi, ini adalah upaya menjawab keresahan banyak rider masa kini. Gerakan sederhana seperti memarkir motor bisa menjadi langkah besar menuju efisiensi dan kenyamanan.

Namun, tantangan sesungguhnya kini ada di tangan para pabrikan otomotif. Dibutuhkan standardisasi dan kolaborasi agar teknologi pengisian daya nirkabel bisa diintegrasikan secara massal dan lintas merek.

Jika semua pihak bersatu, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat, kita hanya perlu memarkir motor—dan baterai akan terisi otomatis.
Masa depan itu makin dekat. Kita hanya perlu menyambutnya.

Continue Reading

Electric Vehicle

YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Published

on

By

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.

Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?

“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.

Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.

Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.

Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.

Continue Reading

Electric Vehicle

GIIAS 2025: Wedison Debut di Indonesia, Tawarkan Motor Listrik Super Charge Berjiwa Urban

Published

on

By

Tangerang – Semangat elektrifikasi semakin terasa kental di GIIAS 2025. Kali ini, spotlight tertuju pada Wedison, brand motor listrik pendatang baru yang langsung tampil berani dengan membawa konsep “Super Charge” sebagai identitas utama mereka. Tak hanya sekadar jargon, teknologi ini benar-benar dihadirkan untuk menjawab keresahan pengguna akan waktu pengisian daya yang lama.

Berada di Hall 11 ICE BSD City, booth Wedison mencuri perhatian dengan deretan motor listrik berkarakter kuat. Salah satu yang paling menarik adalah Wedison Mini. Mungil, gesit, dan terjangkau—motor ini membawa motoris pada gaya hidup urban yang praktis namun tetap stylish. Motor ini memiliki daya dorong 1,2 kW, kecepatan maksimum 55 km/jam, dan jarak tempuh 65 km. Cocok untuk kebutuhan harian dengan tampilan yang simpel tapi berani tampil beda.

Namun, emosi pengunjung mulai terpancing saat melihat Wedison Victory. Desainnya mengingatkan pada Yamaha Aerox 155 generasi pertama, namun kali ini dalam balutan energi listrik. Ditenagai motor listrik 3 kW, Victory mampu melaju hingga 85 km/jam dan jarak tempuh hingga 115 km menggunakan dua baterai. Tapi yang paling memukau: fitur Super Charge yang mampu mengisi baterai dari 10% hingga 80% dalam waktu 15 menit saja!

“Fitur ini bukan gimmick, tapi benar-benar solusi untuk mereka yang ingin efisiensi dan kecepatan dalam mobilitas,” ujar salah satu tenaga penjual Wedison dengan antusias.

Sementara itu, model flagship Wedison EdPower hadir sebagai perwujudan kenyamanan dan tenaga maksimal. Desainnya ala skuter maksi seperti NMAX atau PCX, namun dengan tenaga 3 kW dan jarak tempuh mencapai 135 km, lengkap dengan Super Charge. EdPower menjadi pilihan emosional bagi mereka yang mendambakan kebebasan tanpa batas, tapi tetap mengedepankan teknologi bersih.

Harga motor Wedison pun cukup bersahabat. Tipe Mini dibuka di kisaran Rp 15 jutaan, sedangkan Victory dilepas dengan harga sekitar Rp 29,5 juta. Angka yang cukup masuk akal untuk teknologi yang ditawarkan.

Debut Wedison di Tanah Air bukan sekadar peluncuran produk, tapi juga penanda harapan baru: bahwa mobilitas masa depan bisa hadir lebih cepat, lebih ramah lingkungan, dan lebih menyenangkan.

Continue Reading

Trending