Connect with us

Uncategorized

Rumor VR46 Tinggalkan Ducati dan Merapat ke Aprilia, Peta MotoGP Bergetar!

Published

on

Kabar panas kembali menyambar paddock MotoGP. Tim VR46 Racing—kebanggaan Valentino Rossi—dikabarkan siap mengakhiri hubungan manisnya dengan Ducati dan membuka lembaran baru bersama Aprilia. Rumor ini menyulut kegemparan, mengingat kolaborasi VR46–Ducati selama ini dianggap sebagai salah satu pasangan paling stabil dan produktif di grid.

Sejak debut pada 2022, VR46 berkembang cepat bak roket yang menemukan orbitnya. Empat kemenangan dan puluhan podium sudah mereka sabet, sementara musim 2024 menjadi titik puncak ketika mereka naik sebagai tim satelit utama Ducati. Namun di balik gemerlap itu, ada riak halus yang kini berubah menjadi gelombang besar.

Musim terakhir memang menyisakan rasa ganjil. Meski menutup tahun di posisi tiga klasemen tim—prestasi tertinggi mereka—VR46 tak sekalipun mengunci kemenangan. Tiga belas podium saja terasa kurang menggigit bila dibandingkan lompatan performa tim satelit Ducati lainnya, terutama Gresini yang mencuri sorotan lewat aksi Alex Marquez.

Di tengah tekanan itu, rumor perpisahan mulai menyala. Menurut laporan dari La Gazzetta dello Sport, Valentino Rossi disebut sudah menjalin kesepakatan awal dengan Aprilia—pabrikan Italia yang sedang naik pamor berkat RS-GP yang semakin buas.

Jika rumor itu benar, Aprilia tak akan menyingkirkan TrackHouse. Justru mereka berambisi menurunkan dua tim satelit sekaligus, sebuah langkah strategis untuk mempercepat pengembangan RS-GP. Koneksi Rossi dengan Davide Brivio—tokoh penting TrackHouse dan sahabat lama yang dulu meyakinkannya pindah ke Yamaha—disebut menjadi kunci terbukanya pintu baru ini.

Lebih jauh lagi, VR46 bahkan punya mimpi ambisius: merekrut bintang muda sensasional Pedro Acosta untuk memperkuat proyek mereka di musim 2027. Sebuah langkah yang berpotensi mengguncang hierarki MotoGP.

Namun apa yang memicu keretakan dengan Ducati?
Isu terbesarnya berasal dari tragedi kecil yang membesar: kebocoran tes rahasia Francesco Bagnaia di Misano. Bagnaia dikabarkan menjajal GP24 milik Franco Morbidelli secara tertutup, namun informasi itu justru bocor ke publik. Paul Grandson, salah satu sumber internal MotoGP, mengonfirmasi bahwa data itu seharusnya tidak pernah keluar.

Dalam lingkungan paddock yang rapuh dan sarat intrik, insiden semacam ini bisa berubah menjadi duri yang menghujam hubungan antartim.

Jika VR46 benar-benar angkat kaki, Ducati tentu tak ingin kembali hanya bertumpu pada dua tim satelit. Rumor tambahan menyebut kubu KTM—tepatnya tim Tech3 versi Steiner—sedang berada di situasi tidak menentu, dan bisa saja menjadi mitra baru Ducati bila kesepakatan tercapai.

Di tengah gejolak ini, Valentino Rossi berdiri di persimpangan nasib. Tetap bersama Ducati, pabrikan yang bisa memberi kemenangan cepat? Atau merapat ke Aprilia, proyek Italia yang sedang tumbuh pesat dan menawarkan ruang lebih besar untuk membangun masa depan?

Apa pun keputusan akhirnya, satu hal tidak berubah: VR46 tidak pernah bergerak tanpa visi besar. Bila perpindahan ini benar terjadi, MotoGP bisa menyaksikan perubahan besar dalam keseimbangan persaingan beberapa tahun ke depan.

Motor

Honda CBR250RR Bergaya Big Bike Berhasil Raih Gelar Tertinggi di HMC 2025

Published

on

By

Gelombang tepuk tangan pecah di arena Honda Modif Contest 2025 ketika nama Fakhrudin diumumkan sebagai National Champion kelas All Sport. Di balik kemenangan itu, berdiri sebuah karya ambisius: Honda CBR250RR yang ia sulap menjadi sportbike berkarakter big bike, lengkap dengan detail premium dan finishing kelas kontes.

Berbasis model tahun 2016, motor ini dibangun dengan visi yang jelas—menjaga DNA agresif CBR, namun menanamkan aura moge tanpa kehilangan fungsinya sebagai motor harian. Hasilnya adalah sebuah sportbike 250 cc yang tampil lebih gagah, lebih padat, dan terasa seperti saudara dekat CBR1000RR.

“Dari dulu saya jatuh hati pada karakter CBR. Untuk proyek ini, total sudah habis sekitar Rp85 jutaan dalam perjalanan enam bulan,” ujar Fakhrudin, yang tampak emosional merespons kemenangannya.

🔧 Detail Modifikasi: Rapi, Mahal, dan Bernyawa

Seluruh bodi motor dibentuk ulang menggunakan aluminium, kemudian diperkuat dengan sentuhan carbon kevlar di titik-titik strategis. Lapisan cat dibuat lewat airbrush livery racing, menegaskan watak kompetitif yang ingin ia tampilkan.

Bagian mesin dipercantik lewat clear cover crankcase, dikombinasikan dengan finishing powder coating yang memberikan kesan mekanis yang bersih—layaknya mesin-mesin pada motor kelas premium. Rangkanya pun ikut dipoles ulang agar tampil lebih segar sekaligus tahan korosi.

🦾 Kaki-Kaki Big Bike: Ini yang Mencuri Perhatian

Sektor kaki-kaki menjadi sorotan utama.
• Suspensi depan mengadopsi basis Honda CBR650R yang telah dimodifikasi.
• Suspensi belakang memakai Ohlins yang disetel khusus untuk kebutuhan kontes.
• Swingarm diganti ke model CBR1000RR, menciptakan postur yang lebih kekar.
• Velg Evo Forged sudah dipasang dengan ban 120/70 depan dan 180/55 belakang—proporsi moge sejati.

Untuk sistem pengereman, komponen aftermarket berbasis CBR650R disematkan, ditutup dengan disc Brembo R11 sebagai highlight performa dan estetika.

Knalpot Honda CB650R dipilih demi suara yang lebih padat dan karakter lebih berisi.

💡 Pencahayaan & Fitur: Futuristis Namun Tetap Elegan

Lampu depan menggunakan AES retrofit Biled, sementara lampu belakang dan sein full RGB memberi nuansa modern.
Fitur tambahan seperti Honda Smartkey, selang rem HEL, step Sato Racing, hingga setang dan segitiga custom memperkaya detail motor ini.

🏆 Hasil Akhir: Big Bike Look, Big Statement

Keseluruhan modifikasi ini menciptakan sebuah visual yang tidak hanya memikat mata, tetapi juga menyampaikan karakter yang tegap dan ambisius. CBR250RR karya Fakhrudin bukan cuma motor modifikasi; ia seperti pernyataan lantang bahwa kreativitas anak bangsa terus berkembang dan tak takut menantang kelas yang lebih tinggi.

Kepaduan estetika, presisi pengerjaan, serta pemilihan komponen premium membuat motor ini layak menyabet gelar National Champion Honda Modif Contest 2025—sebuah penghargaan yang menandai kesuksesan perjalanan enam bulan penuh dedikasi.

Continue Reading

Motor

Shoei GT-Air 3 Smart: Revolusi Helm Masa Depan dengan Teknologi AR Terintegrasi

Published

on

By

Dunia helm premium kembali diguncang. Shoei, produsen helm Jepang yang dikenal dengan standar keselamatan tinggi, resmi memperkenalkan GT-Air 3 Smart, helm full face pertama yang mengusung teknologi Augmented Reality (AR) secara bawaan. Bukan sekadar pembaruan model—ini adalah lompatan besar menuju masa depan keselamatan berkendara.

AR di Dalam Helm, Bukan Lagi Sekadar Konsep

Shoei bekerja sama dengan EyeLights, perusahaan teknologi Prancis yang sebelumnya memikat perhatian dunia melalui proyek HUD futuristik mereka. Lewat kolaborasi ini, lahirlah sistem AR generasi ketiga yang mampu memproyeksikan data langsung ke visor helm—tanpa perangkat tambahan, bracket, atau modul eksternal.

Informasi seperti:

  • kecepatan
  • navigasi GPS
  • peringatan radar
  • panggilan masuk

…semuanya muncul tepat di bidang pandang pengendara, seolah melayang pada jarak optik sekitar tiga meter. Pengendara cukup mengangkat pandangan sedikit, tanpa perlu mengalihkan fokus dari jalan.

Reaksi Lebih Cepat, Keselamatan Lebih Tinggi

EyeLights mengklaim teknologi HUD ini dapat mempercepat waktu reaksi lebih dari 32%, sebuah peningkatan signifikan bagi keselamatan pengendara harian maupun touring jarak jauh.

Panel nano-OLED Full HD yang digunakan juga memastikan visibilitas tetap jelas meski di bawah terik matahari. Teknologi ini menjawab salah satu masalah klasik HUD: layar yang sulit dibaca di kondisi terang.

Sistem Komunikasi Menyeluruh di Dalam Helm

Tidak berhenti pada AR, Shoei juga menyematkan sistem komunikasi yang sudah terintegrasi penuh:

  • interkom universal dengan jangkauan tak terbatas
  • kompatibel lintas merek
  • mode mesh online & offline
  • mikrofon noise-cancelling
  • dukungan perintah suara Siri & Google Assistant

Semua perangkat—baterai, speaker, mikrofon, hingga proyektor—sudah tertanam rapi dalam shell helm tanpa modul tambahan. Baterainya mampu bertahan lebih dari 10 jam.

Keamanan Standar Tinggi dan Konstruksi Premium

Di balik teknologi futuristiknya, Shoei tetap mengandalkan konstruksi AIM (Advanced Integrated Matrix) yang membuat GT-Air 3 Smart lulus standar ketat DOT dan ECE 22.06.

Beberapa fitur pelengkap:

  • visor utama CNS-1C kompatibel Pinlock
  • visor internal QSV-2
  • sistem ventilasi Defogger dengan dua intake besar
  • bobot sedikit di atas versi standar 1,77 kg

Pilihan Warna & Harga

Shoei menyediakan lima warna:

  • White
  • Matte Black
  • Matte Metallic Blue
  • Matte Metallic Gray
  • REALM TC10

Ukuran tersedia dari S hingga XXL.
Harganya berada di angka US$1.199 (sekitar Rp20 jutaan)—dua kali lipat dari GT-Air 3 versi standar, namun sebanding dengan teknologi yang dibawanya.

Continue Reading

Uncategorized

Royal Enfield Goan Classic 350 Resmi Mendarat di Indonesia: Bobber Premium yang Bikin Nostalgia Makin Berkelas

Published

on

By

Royal Enfield kembali mengguncang pasar motor klasik Indonesia lewat peluncuran Goan Classic 350, sebuah model yang lahir dari DNA Classic 350 namun dikemas dengan jiwa Bobber yang lebih tegas, elegan, dan penuh karakter.

Motor ini hadir bukan sekadar pembaruan — tetapi interpretasi baru dari gaya berkendara santai yang ingin membawa pengendaranya kembali merasakan era kejayaan motor klasik dengan sentuhan premium.

Marketing Head Royal Enfield Indonesia, Anindya Dwiasti, menyebut bahwa Goan Classic 350 dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih personal dan eksklusif bagi pengendaranya.

“Goan 350 ini menjadi versi yang lebih premium dari Classic 350. Mesinnya tetap menggunakan J Series 350 cc, tetapi aura dan pengalamannya berbeda,” ungkapnya saat peluncuran di PIK, Kamis (20/11).


Bobber Look Lebih Matang: Setang Mini Ape Hanger Jadi Sorotan

Perubahan paling mencolok langsung terasa pada bagian setang. Royal Enfield membenamkan mini ape hanger, memberikan posisi berkendara yang lebih santai, tinggi, dan nyaman — khas motor Bobber sejati.

Nuansa klasik makin kuat berkat kombinasi:

  • Pelek jari-jari dengan ban white wall
  • Jok yang dibuat lebih rendah untuk siluet Bobber yang proper
  • Grafis bodi eksklusif yang hanya hadir pada varian Goan Classic 350

Motor ini tampak seperti karya seni bergerak, memberikan kesan nostalgia namun tetap relevan dengan gaya hidup modern.


Mesin Tetap Tangguh: J Series 349 cc yang Smooth & Responsif

Walau tampil baru, dapur pacu tetap mempertahankan karakter khas Royal Enfield 350 cc.

Goan Classic 350 dibekali:

  • Mesin 349 cc, 1-silinder, SOHC
  • Pendingin udara
  • Output 20 hp @ 6.100 rpm
  • Torsi 27 Nm @ 4.000 rpm
  • Transmisi manual 6-percepatan

Karakter mesinnya tetap halus, responsif, serta punya thumping vibes lembut yang jadi ciri khas Royal Enfield.


Kaki-Kaki Proporsional & Solid

Untuk handling, motor ini mengusung setup roda yang memberikan kestabilan sekaligus estetika klasik:

  • Depan: pelek 19 inci, ban 100/90
  • Belakang: pelek 16 inci, ban 130/90

Kombinasi ini membuat Goan Classic 350 tampil proporsional, mantap, dan siap diajak menikmati perjalanan santai maupun weekend ride.

Continue Reading

Trending