Connect with us

Motor

BMW F 450 GS: Konsep Motor Petualang dengan DNA Baby R 1300 GS

Published

on

BMW Motorrad kembali memanaskan arena petualangan roda dua dengan memperkenalkan konsep terbaru, F 450 GS. Motor ini dihadirkan untuk mengisi celah strategis di antara G 310 GS yang ringkas dan F 800 GS yang bertenaga besar. Meski masih berstatus konsep, BMW memastikan bahwa F 450 GS siap memasuki lini produksi pada 2025.

Dari segi desain, F 450 GS memancarkan aura baby R 1300 GS, flagship adventure bike BMW. Paruh bebek ikonik, bodi ramping di bawah tangki, hingga livery Trophy yang menggabungkan biru, putih, dan merah dengan lampu depan berbentuk X memperkuat identitasnya sebagai motor petualang premium.

Namun, ada perbedaan signifikan pada dapur pacunya. Tidak seperti R 1300 GS dengan mesin boxer, F 450 GS memakai mesin dua silinder segaris yang disusun tegak, sesuai nomenklatur “F”. Mesinnya akan menggunakan material magnesium ringan yang dipasangkan pada sasis trellis, menghasilkan bobot hanya sekitar 175 kg.

Kaki-kaki Siap Off-road
Untuk mendukung performa di medan off-road dan aspal, F 450 GS dilengkapi suspensi upside-down adjustable di depan serta monoshock di belakang, khas lini petualang BMW. Menurut Marc, Lead Engineer Concept F 450 GS, motor ini dirancang dari nol agar lincah di jalanan sekaligus tangguh di trek reli.

Sektor pengereman tidak ketinggalan mendapat perhatian serius. Kaliper Brembo dipasang di depan, sementara belakang menggunakan ByBre pada versi konsepnya. Namun, BMW kemungkinan akan mengganti semuanya dengan ByBre di versi produksi untuk efisiensi biaya.

Fitur Elektronik Canggih
Seperti saudara-saudaranya, F 450 GS bakal dijejali fitur-fitur elektronik premium, termasuk riding modes, cornering ABS, traction control, hingga layar TFT 6,5 inci. Fokus pengembangannya tetap pada motor off-road sporty dengan tingkat kenyamanan tinggi.

BMW juga membuka peluang hadirnya varian lain berbasis F 450, seperti F 450 R untuk naked sport dan F 450 RR dengan full fairing. Versi produksinya dipastikan akan setia pada konsep, dengan beberapa penyesuaian seperti ketinggian jok agar lebih ramah pengguna.

Motor

Suzuki Saluto 125 2025: Skutik Retro Bergaya Italia, Tampil Mewah & Super Irit!

Published

on

By

Angin segar datang dari Suzuki yang baru saja meluncurkan skutik retro terbarunya—Suzuki Saluto 125 model 2025—yang kali ini menyapa pasar Taiwan. Skutik ini bukan hanya sekadar kendaraan, tapi juga simbol gaya hidup yang memadukan keanggunan Eropa dan efisiensi Jepang dalam satu paket menawan.

Sekilas, desain Saluto 125 langsung memikat hati. Garis bodi membulat yang klasik berpadu harmonis dengan fitur modern, mengingatkan kita pada pesona skutik Italia legendaris. Tak heran, karena desainnya memang dikerjakan langsung oleh desainer kenamaan Italia, Massimo Tartarini, yang dikenal akan sentuhan elegannya di dunia otomotif roda dua.

Namun bukan hanya soal gaya, Suzuki Saluto juga unggul dalam hal efisiensi. Dibekali mesin SOHC 124cc satu silinder, motor ini menghasilkan tenaga sebesar 9,2 dk dan torsi 10 Nm, namun konsumsi bahan bakarnya benar-benar mencengangkan—hingga 67 km per liter! Angka tersebut membuatnya salah satu skutik paling irit di kelasnya, bahkan bisa mengalahkan konsumsi BBM skutik 110cc populer sekalipun.

Fitur-fiturnya pun tak kalah menggoda: lampu full LED, panel LCD modern, soket charger, smart key anti-maling, hingga bagasi lega yang mampu menampung helm full face.

Dengan harga setara Rp 49 jutaan di Taiwan, Saluto 125 bisa jadi pilihan bagi mereka yang menginginkan motor dengan gaya hidup retro, kenyamanan maksimal, dan efisiensi luar biasa. Walau belum resmi masuk pasar Indonesia, banyak pecinta skutik yang berharap motor ini segera mengaspal di tanah air.

Skutik bukan hanya soal fungsi—ia juga tentang gaya, nilai, dan cerita di balik kemudi. Dan Suzuki Saluto adalah cerita itu.

Continue Reading

Event

Suzuka 8 Hours: Lebih dari Sekadar Balapan, Ini Pertarungan Harga Diri Pabrikan Dunia!

Published

on

By

Di tengah gegap gempita balap dunia seperti MotoGP di Assen atau TT Isle of Man yang ekstrem, satu event justru menjadi panggung paling sakral bagi pabrikan Jepang—Suzuka 8 Hours. Balapan ketahanan legendaris ini bukan hanya soal adu kecepatan, tapi soal gengsi, kebanggaan, dan harga diri industri otomotif Jepang.

Tahun ini, Suzuka 8 Hours kembali dengan nuansa emosional yang lebih dalam. Untuk pertama kalinya sejak 2019, empat raksasa Jepang—Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki—kembali bertarung dalam arena yang sama. Tapi mungkin ini juga menjadi momen terakhir mereka tampil bersama, menyusul keputusan Suzuki hengkang dari dunia balap pada akhir 2022. Sebuah era bisa saja benar-benar berakhir di sini.

Bagi para rider dan kru, Suzuka 8 Hours bukan hanya balapan. Ini seperti gladiator yang bertarung di colosseum—di hadapan para CEO dan direktur top pabrikan yang menatap tajam dari pit lane. Kemenangan di Suzuka bisa mengubah hidup, menjadi tiket menuju karier seumur hidup. Kalah? Bukan sekadar kehilangan piala, tapi kehilangan muka di hadapan seluruh dunia.

Sirkuit Suzuka memang tak sepanjang Le Mans, tapi intensitasnya brutal. Tiap tikungan seperti Degner dan 130R menuntut presisi luar biasa. Dalam hitungan jam, tim harus menyeimbangkan gaya sprint agresif dan daya tahan mesin, dengan waktu pit stop menjadi penentu hidup-mati hasil akhir.

Dan jangan lupa, aura magis Suzuka tetap utuh. Meski dunia kini bisa menonton balapan dari mana pun, Suzuka tetap punya pesonanya sendiri—tradisi, semangat, dan semesta loyalitas fans Jepang yang selalu penuh di tribun, memberi sorakan hangat dalam atmosfer yang tak bisa disamakan.

Suzuka 8 Hours adalah puncak dari segalanya. Bukan sekadar balapan—ini adalah pertempuran takdir.

Continue Reading

Motor

Motor Balap Legendaris Milik Michael Schumacher Dilelang, Jadi Rebutan Kolektor!

Published

on

By

Satu potongan sejarah motorsport kini dilelang—sebuah Honda CBR1000RR Fireblade edisi khusus milik Michael Schumacher, legenda Formula 1 yang juga dikenal sebagai pecinta kecepatan di atas dua roda. Motor ini bukan sekadar tunggangan, tetapi simbol gairah dan kecintaan Schumacher terhadap dunia balap, bahkan setelah ia pensiun dari F1.

Unit ini telah diubah secara total oleh Holzhauer Racing Performance (HRP) dari versi jalanan menjadi versi balap spesifikasi penuh, khusus untuk digunakan oleh Schumacher. Nomor 77 tersemat gagah di fairing, memperkuat aura eksklusif dan emosional dari motor yang telah menempuh 3.752 km di tangan sang juara dunia tujuh kali.

Tak hanya motornya, pemenang lelang juga akan membawa pulang helm Schuberth dan sepasang sarung tangan balap bertanda tangan asli Schumacher, menjadikan paket ini incaran para kolektor sejati. Hingga saat ini, penawaran tertinggi telah menyentuh angka €20.500 atau sekitar Rp671 jutaan, mendekati estimasi akhir €35.000.

Schumacher bukan sekadar legenda F1, tapi juga sosok yang pernah mencicipi Superbike IDM, menunggangi Ducati Panigale bersama bintang MotoGP dan Isle of Man TT, bahkan sempat mencetak podium di Hungaria tahun 2008. Sayangnya, kecelakaan motor dan cedera leher sempat menghalangi rencana comeback-nya ke Ferrari pada 2009.

Kini, motor ini jadi pengingat indah atas hasrat balap yang tak pernah padam, bahkan dari seorang legenda yang kini tak lagi muncul di hadapan publik sejak kecelakaan ski di tahun 2013.

Continue Reading

Trending