Connect with us

Moto GP

MotoGP Malaysia 2025: Alex Marquez Berjaya di Sepang, Bagnaia Alami Mimpi Buruk!

Published

on

Drama besar mewarnai panasnya aspal Sepang! Alex Marquez tampil menggila dan meraih kemenangan gemilang di MotoGP Malaysia 2025. Start dengan rasa percaya diri tinggi, pembalap Gresini Racing — yang disokong Aspira dari Astra Otoparts — langsung menunjukkan tajinya. Tanpa tekanan berarti setelah mengunci runner-up klasemen dunia di sprint race, ia melesat bagai peluru sejak lampu start padam.

Selama 20 lap penuh ketegangan, Alex menjaga ritme stabil dan tak tersentuh hingga menyentuh garis finis dengan keunggulan 2,676 detik dari Pedro Acosta (KTM), yang kembali unjuk bakat sebagai calon raja masa depan. Joan Mir (Honda) melengkapi podium dengan senyum lega, menandai performa kompetitif Honda yang kembali terasa.

Namun, di balik sorak kemenangan itu, ada kisah getir dari sang juara dunia.
Pecco Bagnaia, yang memulai balapan dari pole position, harus pulang dengan hati remuk. Ducati GP25 yang ia andalkan tiba-tiba bermasalah di lap ke-18. Dari peluang podium, ia dipaksa menghentikan motor sementara rival lain terus melaju. Sebuah pukulan telak dalam ambisi mempertahankan kejayaan.

Pertarungan di awal race sejatinya sangat intens. Marquez menyalip Bagnaia di lap kedua lewat serangan apik di Tikungan 4. Acosta ikut menekan — menciptakan duel yang bikin penonton menahan napas — sebelum motor Bagnaia memperlihatkan tanda-tanda masalah.

Di kelompok tengah, aksi saling sikut tak kalah menarik.
Franco Morbidelli (VR46 Ducati) tampil solid dan finis keempat, tepat di depan Fabio Quartararo (Yamaha). Fabio Di Giannantonio mengamankan posisi keenam, sementara Enea Bastianini melakukan comeback luar biasa dari P19 ke P7.

Sepuluh besar dilengkapi Luca Marini (Honda), Brad Binder (KTM), dan Ai Ogura (Trackhouse), yang kembali mengemas poin penting menuju akhir musim.

Beberapa nama besar justru tak bernasib baik di Sepang. Miguel Oliveira (Pramac) terjatuh di lap terakhir, menyusul Fermin Aldeguer (Gresini), Raul Fernandez (Trackhouse), dan Pol Espargaro (Tech3) yang lebih dulu mencium gravel.

Kemenangan Alex Marquez di Sepang menjadi penegasan bahwa semangat juang tak pernah mengenal batas nama belakang. Sementara bagi Bagnaia, hari ini menjadi pengingat bahwa bahkan sang juara pun bisa “ditaklukkan” oleh takdir di lintasan.

MotoGP kembali membuktikan — di setiap balapan, ada air mata kemenangan dan luka kegagalan yang berjalan berdampingan.

Moto GP

Eksklusif dan Langka: Aprilia RSV4 X-GP Hanya 30 Unit, Sudah Ludes Terjual!

Published

on

By

Aprilia kembali bikin geger dunia otomotif dengan meluncurkan RSV4 X-GP, sebuah superbike edisi spesial yang diciptakan untuk merayakan satu dekade kiprah RS-GP di ajang MotoGP. Motor ini tak main-main, karena dibuat sangat terbatas, hanya 30 unit di seluruh dunia—dan semuanya sudah ludes hanya dalam 14 hari setelah rilis perdana pada awal September lalu.

Dibanderol seharga €90.000 atau sekitar Rp1,7 miliar, RSV4 X-GP bukan sekadar motor, tapi simbol eksklusivitas dan DNA balap Aprilia. Motor ini membawa aura RS-GP MotoGP ke versi jalan raya, membuatnya jadi incaran para kolektor dan pecinta adrenalin sejati.

CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, menegaskan bahwa seri ini bukan hanya tentang performa, tapi juga tentang identitas dan kebanggaan.

“X menegaskan posisinya sebagai ikon eksklusif dengan potensi besar. RSV4 X-GP adalah bukti inovasi Aprilia Racing, diciptakan khusus untuk penggemar sejati dunia balap,” ungkap Rivola dengan bangga.

Ditenagai mesin V4 1.099 cc bertenaga 238 hp dan torsi 131 Nm, RSV4 X-GP siap langsung melibas lintasan balap tanpa perlu banyak ubahan. Performa brutal ini menegaskan bahwa motor ini bukan sekadar pajangan mahal, tapi benar-benar “born to race.”

Meski di MotoGP 2025 Aprilia mampu menantang dominasi Ducati, di WorldSBK mereka masih berjuang menemukan kembali kejayaan seperti era emas Max Biaggi (2010 & 2012) dan Sylvain Guintoli (2014). Kehadiran RSV4 X-GP ini seakan menjadi api semangat baru untuk mengembalikan nama besar Aprilia di kancah balap dunia.

Bagi penggemar otomotif, kabar ini tentu menyisakan rasa iri. Bayangkan, superbike beraroma MotoGP dengan produksi terbatas hanya 30 unit, kini sudah menjadi barang kolektor yang tak ternilai. Sebuah motor yang bukan hanya alat transportasi, tapi mahakarya kecepatan dan kebanggaan Italia.

Continue Reading

Event

Insiden Marquez Jadi Alarm Keras, Pebalap Desak Perbaikan Sirkuit Mandalika

Published

on

By

Sirkuit Mandalika kembali jadi sorotan dunia usai insiden mengerikan yang menimpa Marc Marquez dalam balapan MotoGP Indonesia 2025, Minggu (5/10/2025). Tabrakan antara Marquez dan Marco Bezzecchi tak hanya membuat penonton terhenyak, tetapi juga memicu diskusi serius soal standar keselamatan lintasan.

Salah satu yang paling vokal, Alex Marquez, menegaskan kondisi gravel di Mandalika harus segera dibenahi. Ia mengingatkan bahwa detail kecil di trek bisa berakibat besar bagi nyawa pebalap.
“Begitu terjatuh dengan kecepatan tinggi, insting pertama kami adalah menahan tubuh. Tapi ketika gravel tidak berfungsi sebagaimana mestinya, risiko cedera justru semakin parah. Tahun lalu saya juga mengalami hal yang sama di sini,” ujar Alex, dikutip dari Motosan.es.

Alex juga menyinggung padatnya kalender MotoGP musim ini—dengan 22 seri dan 44 kali start—yang membuat potensi cedera makin tinggi. “Kami semua ingin aksi yang seru, tapi jangan lupakan satu hal: kami juga butuh perlindungan,” tegas pebalap Gresini Ducati itu.

Senada, Luca Marini menilai kecelakaan Marquez-Bezzecchi seharusnya insiden biasa, namun kondisi gravel yang tidak tertata membuat keduanya terhempas keras dan terguling jauh.
“Saya rasa cedera Marc bukan murni karena tabrakan, tapi akibat benturan langsung dengan gravel. Ini menyedihkan, karena bagi seorang pebalap, keselamatan adalah segalanya,” kata Marini penuh emosi.

Para pebalap berharap pihak penyelenggara MotoGP segera mengambil langkah nyata, bukan hanya di Mandalika tapi juga di sirkuit lain. “Tahun depan harus ada perbaikan. Sayangnya, untuk Marc sudah terlambat. Kami hanya bisa berharap ia tidak sampai harus operasi,” lanjut Marini.

Serangkaian komentar pedas ini menjadi peringatan keras bagi MotoGP dan Mandalika. Dengan jadwal balapan yang makin padat dan persaingan yang semakin brutal, aspek keselamatan tak bisa lagi ditawar. Mandalika harus berbenah, demi mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.

Continue Reading

Event

Penonton MotoGP Indonesia 2025 Pecah Rekor 140 Ribu Jiwa

Published

on

By

Sirkuit Mandalika kembali jadi saksi sejarah. Gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 mencatat lonjakan luar biasa dengan total 140.324 penonton selama tiga hari penyelenggaraan. Angka ini bukan hanya melampaui catatan 2024 (121 ribu) dan 2023 (102 ribu), tapi juga menegaskan Mandalika sebagai magnet baru MotoGP dunia.

Atmosfernya benar-benar membara. Dari tribun utama hingga bukit-bukit sekitar sirkuit, lautan manusia bersorak mengiringi duel para gladiator MotoGP. Sorotan kamera tak hanya menangkap kecepatan motor di lintasan, tapi juga senyum, sorak, dan bahkan air mata haru para fans yang menyaksikan momen tak terlupakan di tanah Lombok.

Bagi wisatawan mancanegara, Mandalika bukan sekadar arena balap. Panorama laut biru, hamparan bukit hijau, keramahan masyarakat lokal, hingga kuliner Nusantara jadi pengalaman lengkap yang membuat mereka jatuh cinta. Angela, wisatawan asal Spanyol, menyebut Mandalika sebagai “surga MotoGP dengan rasa Indonesia.”

Hal senada datang dari Luca Moretti, penggemar asal Italia. “Saya sudah menonton banyak seri di Eropa, tapi tidak ada yang seindah ini. Mandalika berbeda. Balapannya cepat, tapi hatinya hangat,” ujarnya penuh kagum.

Menurut Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), catatan rekor ini bukan hanya kemenangan MotoGP Indonesia, tetapi juga kemenangan pariwisata nasional. “Mandalika kini bukan hanya sirkuit, melainkan simbol wajah baru Indonesia di mata dunia. Kecepatan, keindahan, dan semangat berpadu menjadi energi yang tak tertandingi,” tegasnya.

Ajang MotoGP Mandalika 2025 pun membuktikan: Indonesia bukan sekadar tuan rumah, tapi panggung dunia yang membius jutaan hati.

Continue Reading

Trending