Pembalap Gresini Ducati yang mendapat dukungan Aspira dari Astra Otoparts, Alex Marquez, memasang target tinggi saat turun di MotoGP Mandalika 2025. Alih-alih menganggap Pecco Bagnaia atau sang kakak, Marc Marquez, sebagai ancaman terbesar, Alex justru menyebut lawan utamanya ada di dalam diri sendiri.
Mengutip Crash.net, Alex menyadari duel dengan Bagnaia yang sedang on fire bersama tim Ducati resmi akan jadi pengalaman berharga. Namun, baginya kunci utama adalah menjaga fokus dan performa pribadi.
“Kami masih punya margin bagus, 66 poin itu cukup banyak. Tapi di depan ada Pecco yang dalam performa luar biasa dengan tim kuat Ducati. Itu akan jadi tantangan menyenangkan. Namun, pada akhirnya semua kembali ke fokus kami sendiri,” ujar Alex.
Hasil seri Jepang sebelumnya jadi peringatan bagi Alex. Hanya finis keenam, posisinya sebagai runner-up klasemen makin terancam setelah Bagnaia memangkas jarak. Sementara itu, Marc Marquez sudah memastikan diri sebagai Juara Dunia MotoGP 2025.
“Marc bebas tanpa tekanan, dia bahkan bilang ingin menangkan lima balapan terakhir. Itu membuatnya berani ambil risiko. Tapi bagi kami, pertarungan sebenarnya bukan melawan Marc atau Pecco. Rival utama kami tetap diri sendiri,” tegas Alex.
Kini, Mandalika akan jadi panggung pembuktian. Alex siap mengerahkan segalanya, bukan hanya demi mempertahankan posisi kedua klasemen, tapi juga demi membuktikan mental juara yang ia banggakan.
Sirkuit Mandalika kembali jadi sorotan dunia usai insiden mengerikan yang menimpa Marc Marquez dalam balapan MotoGP Indonesia 2025, Minggu (5/10/2025). Tabrakan antara Marquez dan Marco Bezzecchi tak hanya membuat penonton terhenyak, tetapi juga memicu diskusi serius soal standar keselamatan lintasan.
Salah satu yang paling vokal, Alex Marquez, menegaskan kondisi gravel di Mandalika harus segera dibenahi. Ia mengingatkan bahwa detail kecil di trek bisa berakibat besar bagi nyawa pebalap. “Begitu terjatuh dengan kecepatan tinggi, insting pertama kami adalah menahan tubuh. Tapi ketika gravel tidak berfungsi sebagaimana mestinya, risiko cedera justru semakin parah. Tahun lalu saya juga mengalami hal yang sama di sini,” ujar Alex, dikutip dari Motosan.es.
Alex juga menyinggung padatnya kalender MotoGP musim ini—dengan 22 seri dan 44 kali start—yang membuat potensi cedera makin tinggi. “Kami semua ingin aksi yang seru, tapi jangan lupakan satu hal: kami juga butuh perlindungan,” tegas pebalap Gresini Ducati itu.
Senada, Luca Marini menilai kecelakaan Marquez-Bezzecchi seharusnya insiden biasa, namun kondisi gravel yang tidak tertata membuat keduanya terhempas keras dan terguling jauh. “Saya rasa cedera Marc bukan murni karena tabrakan, tapi akibat benturan langsung dengan gravel. Ini menyedihkan, karena bagi seorang pebalap, keselamatan adalah segalanya,” kata Marini penuh emosi.
Para pebalap berharap pihak penyelenggara MotoGP segera mengambil langkah nyata, bukan hanya di Mandalika tapi juga di sirkuit lain. “Tahun depan harus ada perbaikan. Sayangnya, untuk Marc sudah terlambat. Kami hanya bisa berharap ia tidak sampai harus operasi,” lanjut Marini.
Serangkaian komentar pedas ini menjadi peringatan keras bagi MotoGP dan Mandalika. Dengan jadwal balapan yang makin padat dan persaingan yang semakin brutal, aspek keselamatan tak bisa lagi ditawar. Mandalika harus berbenah, demi mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.
Sirkuit Mandalika kembali jadi saksi sejarah. Gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 mencatat lonjakan luar biasa dengan total 140.324 penonton selama tiga hari penyelenggaraan. Angka ini bukan hanya melampaui catatan 2024 (121 ribu) dan 2023 (102 ribu), tapi juga menegaskan Mandalika sebagai magnet baru MotoGP dunia.
Atmosfernya benar-benar membara. Dari tribun utama hingga bukit-bukit sekitar sirkuit, lautan manusia bersorak mengiringi duel para gladiator MotoGP. Sorotan kamera tak hanya menangkap kecepatan motor di lintasan, tapi juga senyum, sorak, dan bahkan air mata haru para fans yang menyaksikan momen tak terlupakan di tanah Lombok.
Bagi wisatawan mancanegara, Mandalika bukan sekadar arena balap. Panorama laut biru, hamparan bukit hijau, keramahan masyarakat lokal, hingga kuliner Nusantara jadi pengalaman lengkap yang membuat mereka jatuh cinta. Angela, wisatawan asal Spanyol, menyebut Mandalika sebagai “surga MotoGP dengan rasa Indonesia.”
Hal senada datang dari Luca Moretti, penggemar asal Italia. “Saya sudah menonton banyak seri di Eropa, tapi tidak ada yang seindah ini. Mandalika berbeda. Balapannya cepat, tapi hatinya hangat,” ujarnya penuh kagum.
Menurut Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), catatan rekor ini bukan hanya kemenangan MotoGP Indonesia, tetapi juga kemenangan pariwisata nasional. “Mandalika kini bukan hanya sirkuit, melainkan simbol wajah baru Indonesia di mata dunia. Kecepatan, keindahan, dan semangat berpadu menjadi energi yang tak tertandingi,” tegasnya.
Ajang MotoGP Mandalika 2025 pun membuktikan: Indonesia bukan sekadar tuan rumah, tapi panggung dunia yang membius jutaan hati.
Drama besar terjadi di MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika. Sang juara dunia, Marc Marquez, harus menelan pil pahit usai terlibat tabrakan keras dengan Marco Bezzecchi hanya dalam enam tikungan pertama.
Start dari posisi kesembilan setelah akhir pekan yang penuh tantangan, Marquez sempat menemukan ritme positif saat sesi pemanasan. Namun, asa itu hancur seketika ketika Bezzecchi melakukan manuver agresif di Tikungan 7. Kontak keras membuat Marquez terhempas ke aspal, sambil menahan sakit di bahu kanannya.
Hasil pemeriksaan medis memastikan kabar buruk: patah tulang selangka kanan dan dugaan kerusakan ligamen. Marquez pun dijadwalkan segera terbang ke Madrid untuk menjalani konsultasi dan pemulihan bersama tim dokternya.
Dengan wajah sendu, Marquez mengakui kekecewaannya. “Ini bukan cara terbaik untuk merayakan gelar juara dunia. Saya mulai merasa lebih baik dengan motor di pemanasan, tapi balapan saya hanya bertahan lima sampai enam tikungan. Saya sedih karena cedera ini,” ujarnya.
Meski begitu, ia tetap menunjukkan kebesaran hati. Bezzecchi sudah datang meminta maaf, dan Marquez menegaskan insiden itu murni bagian dari balapan: “Kadang saya yang melakukan kesalahan, kadang orang lain. Tapi ini bukan kesengajaan.”
Insiden ini memicu kekhawatiran baru, mengingat Marquez pernah mengalami cedera serius di lengan kanannya pada tahun 2020. Sementara itu, Ducati menutup akhir pekan dengan kekecewaan setelah Pecco Bagnaia juga terjatuh di lap kedelapan.
Namun, Mandalika tetap melahirkan kisah manis. Fermin Aldeguer, rookie sensasional Gresini Ducati yang disokong Aspira Astra Otoparts, merebut kemenangan perdana grand prix dalam karier MotoGP-nya.