Connect with us

Motor Balap

MX King Melejit! Raja Final SCR 2024 di Sidrap!

Published

on

Aksi panas Yamaha MX King kembali memanas di Sirkuit Puncak Mario, Sidrap, pada final SCR 2024 yang berlangsung Minggu, 27 Januari 2025. Wawan Wello, di bawah panji Anindya Yodha Akpol 2015 Nabire Papua Tengah Racing Team, membuktikan dirinya sebagai penguasa podium.

Namun kemenangan ini bukan sekadar nama besar rider, tetapi juga racikan mesin yang fenomenal. Motor yang dikawal mekanik muda bertalenta, Aan Kate, dari bengkel ternama Kate Montor Maboer, Sleman, berhasil mencuri perhatian lewat detail teknisnya.

Mesin MX King: Karya Seni yang Berlari

“Regulasi di Sidrap ini seperti OnePrix, jadi RPM dibatasi maksimal 14.500 dengan tenaga hasil dyno mencapai 34 HP dan torsi 20 Nm,” ujar Aan Kate. Meski terlihat sederhana, perhitungan rasio gigi menjadi kunci dominasi. Dengan karakter trek menanjak yang unik, torsi menjadi andalan utama.

Rasio gigi diatur presisi:

  • Gigi 1: 13/33
  • Gigi 2: 16/29
  • Gigi 3: 21/30
  • Gigi 4: 21/26
  • Gigi 5: 21/23
  • Gigi 6: 23/23

Aan Kate juga menggunakan camshaft spesial dengan overlap 34 derajat, menciptakan pembakaran yang lebih optimal. Alhasil, tenaga atas motor ini terasa terus “ngisi,” tanpa ada jeda.

Kolaborasi Hebat Rider dan Mekanik

Wawan Wello menginginkan motor yang agresif dengan torsi bawah yang kuat. Sinkronisasi sempurna antara rider dan mekanik inilah yang menjadi resep rahasia keberhasilan tim di Sidrap.

“Kalau rasionya mirip dengan Mijen, tapi ini lebih disesuaikan untuk trek 6-speed Sidrap. Final gear-nya kita pakai 15-48,” tambah Aan Kate.

Hasil yang Berbicara

Tak hanya di SCR, motor racikan Aan Kate juga mendominasi kelas Ex MP2 dengan Jupiter 5TP dan kategori Underbone 130, membuktikan bahwa kombinasi talenta mekanik dan teknologi memang tidak pernah gagal mencetak juara!

Moto GP

Yamaha Siapkan Kejutan Besar di MotoGP Belanda, Rayakan 70 Tahun Penuh Sejarah

Published

on

By

Assen – Sebuah momen bersejarah tengah dipersiapkan oleh Yamaha di sirkuit legendaris Assen, Belanda. Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-70 Yamaha Motor, tim Monster Energy Yamaha MotoGP menjanjikan sebuah kejutan spesial di seri MotoGP Belanda akhir pekan ini.

Lewat sebuah unggahan video penuh nostalgia di akun resmi @yamahamotogp, Paolo Pavesio selaku Managing Director Yamaha Motor Racing menyampaikan kabar emosional yang membangkitkan semangat para penggemar setia.
“Assen akan jadi panggung istimewa. Kita akan merayakan tujuh dekade Yamaha Motor dengan cara yang tak biasa. Akan ada kejutan yang akan kalian lihat sendiri,” ungkap Paolo.

Spekulasi pun bermunculan. Apakah Yamaha akan meluncurkan livery retro sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang mereka di dunia balap? Atau bahkan lebih ekstrem—memanfaatkan konsesi regulasi musim ini dengan mencoba mesin baru berkonfigurasi V4?

Jika mengacu pada perayaan 60 tahun lalu, tampaknya warna putih dan merah—ikon legendaris Yamaha—akan kembali hadir membungkus motor balap mereka. Warna yang bukan hanya sekadar desain, tetapi simbol dari ribuan kilometer kemenangan dan dedikasi tanpa henti di lintasan.

Namun ada harapan lain yang membuat para fans deg-degan: kemungkinan Yamaha akan memanfaatkan status “peringkat D” mereka untuk turun dengan spesifikasi mesin baru, yang sebelumnya dibekukan untuk tim pabrikan. Jika benar, bisa jadi Belanda jadi awal era baru bagi Yamaha—baik dari sisi teknologi maupun ambisi.

Momen ulang tahun ke-70 ini bukan sekadar perayaan, melainkan panggilan untuk kembali menyalakan api semangat yang dulu membuat nama Yamaha ditakuti di MotoGP. Dan di Assen, semua mata akan tertuju ke paddock biru itu… menanti kejutan besar yang mungkin bisa mengubah arah musim ini.

Continue Reading

Motor Balap

Morbidelli Bangkit di Indonesia: Warisan Balap Italia Hidup Kembali

Published

on

By

Jakarta Fair 2025 menjadi saksi kembalinya nama besar yang pernah harum di lintasan Grand Prix: Morbidelli. Di bawah naungan PT Benelli Motor Indonesia (BMI), merek motor legendaris asal kota Pesaro, Italia ini resmi hadir di Indonesia—membawa serta jejak sejarah dan semangat balap dari era keemasan 1970-an.

Bukan sekadar nama, Morbidelli punya DNA balap yang otentik, dengan warisan prestasi di kelas 125cc dan 250cc Grand Prix dunia. Salah satu kisah yang paling menggugah adalah keterlibatan Graziano Rossi, ayah dari Valentino Rossi, yang pernah membela tim balap Morbidelli di masa mudanya. Meski tak mencapai puncak dunia seperti sang anak, Graziano adalah simbol semangat dan dedikasi pebalap Italia saat itu.

“Ini motor balap dulunya, dan salah satu rider-nya adalah bapaknya Valentino Rossi,” ungkap Steven Kentjana Putra, CEO BMI, mengenang kisah yang nyaris terlupakan. “Dia memang tidak seberuntung The Doctor, tapi semangatnya hidup dalam setiap motor Morbidelli.”

Giancarlo Morbidelli, sang pendiri, adalah teknisi jenius yang mendirikan tim balap Reparto Corse Morbidelli pada 1968. Bersama pebalap seperti Gilberto Parlotti dan Pier Paolo Bianchi, Morbidelli sukses merebut kejayaan dunia—termasuk gelar juara dunia 125cc tahun 1975, sebuah momen emas dalam sejarah balap Italia.

Kini, di tangan generasi baru, Morbidelli bangkit bukan hanya sebagai brand, tapi sebagai simbol kebangkitan warisan balap Eropa. Bukan hanya motor, tapi sebuah penghormatan bagi semangat pebalap masa lalu yang tidak pernah padam.

Continue Reading

Moto GP

Marc Marquez Ukir Sejarah, Jadi Rider Pertama Raih 100 Pole Position di Dunia Grand Prix!

Published

on

By

Sirkuit Mugello jadi saksi bisu lahirnya sejarah baru di dunia balap motor. Marc Marquez, sang juara dunia delapan kali, berhasil mencetak pole position ke-100 sepanjang kariernya di ajang Grand Prix, menjadikannya pembalap pertama dalam sejarah yang meraih angka tersebut.

Prestasi monumental ini dicetak di MotoGP Italia 2025, saat Marquez melesat sendirian tanpa bantuan slipstream—murni hasil dari nyali, fokus, dan kemampuan maksimal yang ia kerahkan di setiap tikungan dan trek lurus Mugello. Catatan waktunya? Fantastis: 1 menit 44,169 detik, sekaligus memecahkan rekor sirkuit.

“Ini adalah pole position paling emosional. Bukan hanya angka 100-nya, tapi karena saya melakukannya sendiri, tanpa slipstream, di sirkuit di mana biasanya saya bukan yang tercepat,” ujar Marquez penuh rasa syukur dan bangga.

Dari 14 pole di kelas 125cc, 14 pole di Moto2, hingga 72 di kelas utama MotoGP, torehan Marquez bukan sekadar statistik. Ia adalah bukti dedikasi, luka, kegigihan, dan semangat seorang pembalap yang selalu menantang batas dirinya.

Jika dibandingkan, Francesco Bagnaia baru mengoleksi 31 pole position, sementara legenda seperti Valentino Rossi berhenti di angka 65. Kini, nama Marc Marquez berdiri sendirian di puncak—tak hanya sebagai pembalap, tapi ikon balap sejati.

Continue Reading

Trending