Connect with us

Mobil

“Lamborghini Fenomeno: Hypercar Hybrid Lahirkan Sensasi 350 Km/Jam, Batas Baru Keberanian”

Published

on


Lamborghini kembali mengguncang dunia otomotif dengan hadirnya Fenomeno, sebuah mahakarya hypercar hybrid yang hanya diproduksi 29 unit eksklusif plus 1 unit istimewa untuk museum pabrik di Italia. Mobil ini bukan sekadar kendaraan, melainkan pernyataan emosional tentang keberanian, inovasi, dan warisan desain Centro Stile Lamborghini yang kini memasuki usia 20 tahun.

Fenomeno lahir dengan DNA balap sejati. Jantung pacunya adalah mesin V12 paling bertenaga dalam sejarah Lamborghini, dipadukan tiga motor listrik canggih yang menghasilkan total daya 1.080 CV. Hasilnya? Akselerasi 0–100 km/jam hanya 2,4 detik dan kecepatan puncak lebih dari 350 km/jam—sebuah angka yang bukan sekadar statistik, melainkan adrenalin murni bagi mereka yang berani mengendalikan monster ini.

Dari luar, Fenomeno tampil sebagai manifesto desain hypercar: garis aerodinamis agresif, intake udara besar yang terinspirasi mobil balap, hingga siluet long tail yang menegaskan DNA Lamborghini. Logo baru Lamborghini yang diperkenalkan pada 2024 semakin melengkapi aura futuristiknya.

Masuk ke dalam kabin, pengemudi dibuat merasa seperti seorang pilot jet tempur. Konsep “feel like a pilot” dihadirkan melalui posisi mengemudi layaknya cockpit, tiga layar digital modern, serta dominasi material karbon yang ringan sekaligus kokoh.

Melalui program Ad Personam, pemilik bisa menghadirkan identitas personal dengan opsi kustomisasi tak terbatas. Fenomeno bukan hanya kendaraan, melainkan simbol emosional antara pengendara dan mesin—sebuah karya seni otomotif yang akan dikenang selamanya.


📰 Versi 2: Lamborghini Temerario GT3 – Jiwa Balap Murni

Judul:
“Lamborghini Temerario GT3: Ketika Jiwa Balap Bicara, Tanpa Hybrid dan Tanpa Kompromi”

Berita:
Di dunia balap, hanya ada satu hal yang terpenting: kemurnian performa. Itulah filosofi di balik lahirnya Lamborghini Temerario GT3, versi balap dari supercar anyar Lamborghini yang diciptakan khusus untuk menaklukkan lintasan GT3.

Berbeda dengan versi jalan raya yang menggunakan sistem hybrid, Temerario GT3 memilih melepaskan elektrifikasi demi satu alasan sederhana: aturan GT3 melarang hybrid. Tetapi, bagi Lamborghini, hal ini justru membuka kesempatan untuk memperlihatkan bagaimana jiwa balap sejati bekerja tanpa kompromi.

Ditenagai mesin V8 twin-turbo 4.0 liter, tenaga yang semula mencapai 800 dk diturunkan menjadi 550 dk. Bukan karena keterbatasan, melainkan strategi cerdas agar mesin lebih tahan banting menghadapi kerasnya ritme balapan panjang.

Agar tetap kompetitif, Lamborghini melakukan serangkaian penyempurnaan: turbocharger lebih kecil untuk respons cepat, airbox baru, kalibrasi ulang mesin, hingga penggunaan connecting rod titanium agar ringan namun tetap tangguh. Hasilnya, mobil ini tetap buas di trek, dengan distribusi tenaga yang halus, stabilitas aerodinamika maksimal, dan performa yang konsisten lap demi lap.

Temerario GT3 bukanlah hypercar untuk jalan raya. Ia adalah senjata murni Lamborghini di medan tempur motorsport, simbol bahwa ketika regulasi membatasi, inovasi sejati justru lahir. Di balik raungan mesinnya, ada satu pesan emosional: “Inilah Lamborghini yang sesungguhnya—tanpa hibrida, tanpa kompromi, hanya semangat balap murni.”

Electric Vehicle

BYD Atto 2 Muncul di Data NJKB, Pertanda SUV Listrik Baru Siap Mengaspal di Indonesia?

Published

on

By

Isu kemunculan BYD Atto 2 di Indonesia kian tak terbendung. Dua kode misterius—SC3E-ETD-1 (4×2) AT dengan nilai jual Rp 281 juta dan SC3E-STD-1 (4×2) AT senilai Rp 245 juta—baru saja muncul di data Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) Bapenda DKI Jakarta. Menariknya, penambahan ini membuat daftar model BYD di NJKB menjadi 15 unit, padahal BYD Indonesia saat ini resmi memasarkan 13 model saja.

Bagi para pecinta otomotif, ini bukan sekadar angka di tabel pajak. Ini adalah sinyal kuat bahwa sebuah pemain baru tengah bersiap memasuki arena, membawa aroma persaingan segar di segmen SUV listrik.

Seorang tenaga penjual BYD di Jakarta membocorkan sedikit gambaran, bahwa Atto 2 kemungkinan hadir tahun depan dengan harga di kisaran Rp 300 jutaan lebih—posisi strategis di antara Atto 1 (mulai Rp 195 juta) dan Atto 3 (sekitar Rp 390 juta). “Mungkin masuknya tahun depan, dan harganya di atas Atto 1,” ujarnya, sembari tersenyum penuh arti.

Jika prediksi harga ini benar, Atto 2 berpotensi menjadi SUV listrik paling kompetitif di kelasnya—mengandalkan dimensi yang ringkas namun lapang, performa yang siap diajak ngebut, serta teknologi elektrifikasi mutakhir khas BYD.

Meski pihak BYD Indonesia masih bungkam, para penggemar otomotif kini dibuat tak sabar menunggu kepastian. Apakah Atto 2 akan menjadi “kuda hitam” yang mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air, seperti halnya Atto 1 yang dulu mengguncang pasar? Waktulah yang akan menjawabnya—namun satu hal pasti, aroma revolusi di jalan raya sudah mulai tercium.

Continue Reading

Electric Vehicle

“Baterai Mobil Listrik Bisa Kembung?” Ini Penjelasan yang Bikin Tenang

Published

on

By

Di tengah tren kendaraan listrik yang terus berkembang, masih ada kekhawatiran dari masyarakat soal baterai menggelembung atau ‘kembung’, seperti yang sering terjadi pada ponsel. Namun benarkah risiko itu juga mengintai mobil listrik?

Jawabannya: hampir tidak.
Menurut Iqbal Taufiqurrahman dari GAC Indonesia, meski sama-sama memakai teknologi lithium, baterai mobil listrik dirancang dengan tingkat keamanan dan manajemen yang jauh lebih canggih dibandingkan baterai smartphone.

Perbedaan utama terletak pada Battery Management System (BMS) dan sistem pendinginan aktif. Di mobil listrik, BMS secara otomatis mengatur dan menyeimbangkan distribusi daya ke setiap modul baterai, menjaga suhu, dan mencegah tekanan berlebih—hal yang tidak dimiliki oleh baterai ponsel.

Contohnya ada pada GAC Aion UT, yang dibekali Magazine Battery 3.0 dan sistem pendingin cair. Teknologi ini menjaga suhu tetap stabil, baik saat pengisian cepat maupun saat mobil melaju kencang di jalan.

“Jadi jangan khawatir soal baterai kembung atau soak, selama penggunaan masih dalam batas wajar, sistem akan menjaga semuanya tetap aman,” tegas Iqbal di ajang GIIAS 2025, ICE BSD.

Inilah bukti bahwa mobil listrik bukan hanya soal efisiensi dan performa, tapi juga soal keamanan yang dirancang untuk menjawab keraguan banyak orang.
Saatnya percaya diri beralih ke teknologi yang lebih bersih dan cerdas, tanpa rasa was-was lagi soal baterai.

Continue Reading

Electric Vehicle

YangWang U9 Bikin Heboh di GIIAS 2025, Tapi Kapan Resmi Dijual di Indonesia?

Published

on

By

Penampilan YangWang U9 dari BYD Indonesia sukses bikin pengunjung GIIAS 2025 terpukau. Bukan cuma karena desainnya yang futuristik, tapi juga karena mobil listrik sport ini bisa… melompat dan menari! Ya, kamu tidak salah baca — supercar listrik ini bisa “berjoget” berkat teknologi suspensi aktif DiSus-Z milik BYD.

Namun sayangnya, meski sudah tampil memukau di panggung pameran, YangWang U9 belum bisa resmi mengaspal di jalan Indonesia. Apa alasannya?

“Saat ini kami masih mengurus perizinan dan sedang berdiskusi dengan berbagai kementerian agar teknologi seperti ini bisa diakomodasi dalam regulasi nasional,” ungkap Head of Product BYD Indonesia.

Perlu diketahui, YangWang U9 menggendong tenaga hingga 1.000 dk, menjadikannya salah satu mobil listrik tercepat dan tercanggih saat ini. Namun, teknologi canggihnya—termasuk sistem suspensi pintar yang bisa membuat mobil melompat secara vertikal—masih memerlukan waktu untuk mendapatkan legalitas penuh.

“Teknologi ini bukan gimmick, tapi bukti bahwa suspensi EV sudah melangkah ke level revolusioner,” ujar Bobby dari BYD.

Sementara itu, Luther Panjaitan dari BYD Indonesia juga menegaskan bahwa perusahaan sangat berhati-hati dan aktif berkomunikasi dengan pemerintah, agar kecanggihan seperti ini tidak sia-sia hanya karena belum ada aturan yang sesuai.

Emosi? Jelas ada. Teknologi sudah di depan mata, tapi kita masih harus bersabar menunggu lampu hijau dari regulator. Yang pasti, YangWang U9 telah mencuri perhatian, memicu rasa penasaran, dan menyalakan harapan bahwa masa depan mobil sport listrik semakin dekat di Tanah Air.

Continue Reading

Trending