Connect with us

Moto GP

Marc Marquez Wujudkan Janji ke Fans Cilik Thailand, Momen Haru di Parc Ferme!

Published

on

Marc Marquez tampil luar biasa di MotoGP Thailand 2025, menyapu bersih pole position, kemenangan Sprint Race, dan Grand Prix, sekaligus memuncaki klasemen dengan 37 poin. Namun, ada satu momen spesial yang mencuri perhatian di Parc Ferme.

Seorang fans cilik asal Thailand, yang viral pada musim 2024 karena menangis saat Marquez mengalami lowside, akhirnya bertemu kembali dengan idolanya. Tahun lalu, bocah tersebut sempat mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan tanda tangan Marquez di sebuah bantal, dan kini ia kembali hadir di Buriram dengan harapan baru.

Marquez langsung mengenali sang fans cilik dan mengajaknya berbicara. “Saya ingat kamu menangis waktu itu. Tahun ini kamu tidak akan menangis, oke?” ujar Marquez sambil tersenyum. Sesuai janjinya, Marquez memberikan kemenangan sempurna di Thailand, membuat sang fans cilik kali ini bisa tersenyum bangga.

Tak hanya itu, bocah beruntung ini juga mendapat kesempatan langka untuk masuk ke Parc Ferme, berfoto bersama Marquez, bahkan duduk di atas motor sang juara!

Momen ini menjadi bukti bahwa Marquez bukan hanya seorang juara di lintasan, tetapi juga pahlawan bagi para penggemarnya. Kemenangan di Buriram pun terasa semakin spesial dengan hadirnya sang adik, Alex Marquez, yang turut finis di podium.

Akankah momentum ini membawa Marquez semakin dekat dengan gelar juara dunia MotoGP 2025?

Event

KTM Kejutkan Paddock! Mesin MotoGP 850cc Akhirnya Turun ke Trek, Era Baru Dimulai Lebih Cepat dari Perkiraan!

Published

on

By

KTM kembali membuktikan bahwa mereka bukan sekadar peserta di MotoGP, tetapi pabrikan yang berani mengambil langkah lebih cepat dari kompetitornya. Di saat pabrikan lain masih berkutat di ruang riset, KTM justru sudah menggulirkan roda revolusi dengan menjalankan tes perdana prototipe mesin 850 cc—mesin yang akan menjadi standar baru MotoGP mulai 2027.

Momentum bersejarah ini terjadi dalam uji coba privat di Sirkuit Jerez, menghadirkan aura penasaran yang langsung menggema di paddock. Era mesin 1000 cc yang telah mendominasi sejak 2012 secara perlahan mulai pamit, memberi ruang bagi generasi baru yang lebih ramah keselamatan dan menjanjikan aksi salip-menyalip lebih intens.


KTM Abaikan Keraguan, Tancap Gas!

Padahal, beberapa pabrikan sebelumnya sempat ragu mengembangkan mesin 850 cc karena biaya riset yang membengkak. Bahkan seorang insinyur Aprilia pernah menyebut proses ini sebagai “jalan bunuh diri yang mahal.”
Namun KTM memilih jalannya sendiri.

Di tengah isu finansial yang sempat menghantam pabrikan Austria ini musim dingin lalu, keputusan untuk tetap maju justru menunjukkan satu hal:

KTM tidak datang untuk bertahan. KTM datang untuk menyerang.


Pol Espargaró Jadi yang Pertama Menjinakkan 850cc

Dalam video pendek yang dirilis secara terbatas, terlihat Pol Espargaró memacu prototipe 850 cc KTM. Suara mesin yang lebih padat dan galak seakan menjadi sinyal awal era baru MotoGP.

Espargaró bahkan menuliskan kalimat yang bikin merinding:

“Dengar itu. Masa depan baru saja dimulai. Motor 850cc kami akhirnya menyentuh aspal.”

Walau detail seperti jumlah lap atau spesifikasi teknis belum dibuka KTM, satu hal sudah jelas: ini bukan sekadar uji coba biasa—ini pernyataan perang.


Belum Sempurna, Tapi Sudah Selangkah Lebih Maju

Belum ada sasis final untuk regulasi 2027, karena KTM baru menutup pengembangan ban Pirelli yang juga akan digunakan di era baru nanti. Perangkat ride-height dipastikan sudah dimatikan sepenuhnya, mengikuti aturan baru.

Regulasi sebelumnya bahkan melarang pabrikan menguji mesin 850 cc sebelum 17 November 2025, dan begitu “jendela” regulasi dibuka, KTM langsung menjadi pabrikan pertama yang turun ke aspal.


MotoGP Menuju Fase Baru—dan KTM Memulai Lead Lap

Tes privat ini menandai awal transisi terbesar MotoGP dalam satu dekade terakhir. Mesin lebih kecil, aero dipangkas, perangkat elektronik dibatasi—semua diarahkan agar skill pembalap kembali menjadi pusat perhatian.

Dan dengan langkah agresif ini, KTM kini punya keunggulan satu hal:

Pengalaman pertama merasakan karakter asli mesin 850 cc di trek nyata.

Sebuah modal besar yang bisa menentukan peta persaingan musim 2027.

Continue Reading

Moto GP

Era MotoGP 2027 Dimulai: Aero Dipangkas, Pertarungan Murni Pembalap Kembali!

Published

on

By

MotoGP resmi memasuki babak baru. Mulai musim 2027, ajang balap paling bergengsi di dunia ini bersiap meninggalkan era teknologi ekstrem dan kembali mendekatkan esensi balapan yang sesungguhnya: skill pembalap di atas mesin yang lebih “jujur”.

Setelah bertahun-tahun dipenuhi keluhan soal sulitnya menyalip, efek dirty air yang makin parah, hingga dominasi aerodinamika yang membuat balapan terasa steril, Dorna Sports bersama FIM akhirnya mengetuk palu: aero harus dibatasi, biaya harus dikendalikan, dan aksi balap harus dipulihkan.

Keputusan ini menjadi salah satu reformasi terbesar sepanjang sejarah MotoGP modern—dan bagi banyak penggemar, ini adalah kabar yang sudah lama ditunggu.


Aero Disederhanakan: Fairing Dipangkas, Drama Overtake Dibangkitkan

Dalam aturan baru, pabrikan wajib mengurangi desain aero secara signifikan. Fokusnya adalah mengurangi efek “angin kotor” yang selama ini membuat pembalap di belakang kesulitan mendekat untuk menyerang.

Beberapa langkah besar sudah ditetapkan:

  • Lebar upper fairing dipersempit 50 mm
  • Bagian moncong didorong mundur 50 mm

Pemangkasan ini akan memangkas downforce berlebihan yang selama ini membuat motor tak tersentuh saat di trek lurus dan terlalu stabil di tikungan.

Dengan downforce lebih kecil, motor kembali lebih liar—lebih gesit—dan yang terpenting: lebih mudah menempel lawan untuk melakukan overtaking.


Aero Belakang Dibatasi Ketat, Update Hanya Sekali Semusim

Bagian belakang motor juga tidak luput dari perubahan. Semua perangkat aero kini masuk ke dalam regulasi homologasi dan hanya bisa diperbarui satu kali per musim.

Langkah ini bukan hanya menahan eksplorasi aero ekstrem, tetapi juga mencegah biaya R&D meledak seperti beberapa tahun terakhir.


Mesin Turun ke 850 cc & Ride-Height Device Resmi Dimatikan

Selain aero, aturan teknis lain juga ikut dirombak habis:

  • Mesin dikecilkan menjadi 850 cc untuk menurunkan top speed dan mengembalikan sensasi “mengendalikan monster”.
  • Ride-Height Device & Holeshot Device resmi dilarang
    Ini berarti para rider harus kembali mengandalkan kontrol manual saat start dan saat keluar tikungan—keterampilan, bukan perangkat elektronik.

Perubahan ini membawa MotoGP kembali pada DNA aslinya:
motor liar, pembalap agresif, dan aksi penuh adrenalin.


Era Baru yang Ditunggu Penggemar

MotoGP 2027 kini diproyeksikan sebagai era yang lebih adil, lebih aman, dan lebih manusiawi, dengan penggunaan bahan bakar 100% berkelanjutan. Semua pabrikan dipaksa memulai dari titik yang lebih setara, membuka peluang persaingan benar-benar ketat.

Penggemar berharap aturan baru ini melahirkan:

  • Battle wheel-to-wheel yang lebih sering
  • Last-lap fight yang tidak bisa ditebak
  • Pertarungan skill murni seperti era 2000-an

Dan sepertinya, MotoGP benar-benar akan menuju ke sana.

Continue Reading

Electric Vehicle

Yamaha JOG E 2025: Skuter Listrik Ringkas yang Siap Menghidupkan Napas Baru di Jalanan Perkotaan

Published

on

By

Yamaha akhirnya menghidupkan kembali nama legendaris JOG—kali ini dalam wujud yang jauh lebih modern dan ramah lingkungan. Setelah bertahun-tahun menjadi simbol skutik entry-level di Jepang, JOG kini bereinkarnasi sebagai JOG E, sebuah motor listrik mungil yang dirancang khusus untuk masyarakat urban yang membutuhkan mobilitas cepat, simpel, dan bebas polusi.

Lahirnya JOG E bukan hanya keputusan produk, tetapi juga respons Yamaha terhadap regulasi emisi terbaru yang memaksa generasi bensin berhenti diproduksi. Alih-alih mengakhiri perjalanan panjangnya, Yamaha memilih memberi “napas baru” untuk JOG lewat teknologi listrik, sekaligus menunjukkan kesungguhan mereka memasuki masa depan elektrifikasi yang semakin dekat.

Mulai 22 Desember 2025, JOG E siap dipasarkan di Jepang dengan harga 159.500 yen—setara Rp 16–18 jutaan. Harga tersebut membuatnya menjadi salah satu skuter listrik paling terjangkau yang diproduksi pabrikan besar Jepang.


Baterai Swap: Solusi Mobilitas Modern Tanpa Menunggu

Keunggulan terbesar JOG E ada pada dukungan baterai portabel Honda Mobile Power Pack e:—sebuah paket baterai yang bisa dilepas dan langsung ditukar melalui stasiun baterai bersama.

Tak lagi menunggu pengisian daya berjam-jam, pengguna cukup mengambil baterai penuh dari jaringan Gachaco Battery Sharing, yang kini semakin luas di kota-kota besar Jepang. Sistem ini menghadirkan pengalaman berkendara yang jauh lebih praktis, terutama bagi pengguna yang setiap harinya berpacu dengan waktu.

Pendekatan ini membuat JOG E menjadi skuter listrik yang benar-benar siap untuk ritme perkotaan—cepat, efisien, dan minim repot.


Kompak, Lincah, dan Bersahabat bagi Pengendara Pemula

Sebagaimana DNA JOG yang dikenal ringan dan mudah dikendalikan, JOG E tetap mempertahankan karakter itu. Format bodi yang ringkas, tenaga motor listrik yang halus di kecepatan rendah, hingga bobot yang ramah pemula membuatnya sangat mudah diajak bermanuver di kepadatan kota.

Fitur modern seperti lampu LED penuh, panel digital, port USB, dan bagasi fungsional semakin mempertegas bahwa JOG E dirancang untuk penggunaan sehari-hari, bukan sekadar gaya hidup.


Harga Merakyat, Visi Masa Depan yang Besar

Dengan harga mulai Rp 16–18 juta, JOG E bukan hanya terjangkau, tetapi juga membuka pintu bagi masyarakat Jepang untuk beralih ke kendaraan listrik tanpa beban finansial besar. Biaya operasional yang lebih rendah dibanding motor bensin membuatnya semakin menarik dalam jangka panjang.

Peluncuran JOG E menjadi simbol langkah besar Yamaha menuju elektrifikasi yang lebih masif. Kehadiran model terjangkau dengan dukungan ekosistem swap baterai membuat Yamaha berada di jalur strategis untuk memperluas pasar EV—bahkan berpotensi dibawa ke Asia Tenggara di masa depan.

Jika JOG E sukses di Jepang, bukan mustahil nama legendaris ini kembali menyapa jalanan Indonesia—kali ini dalam wujud yang lebih senyap, lebih ramah lingkungan, namun tetap membawa semangat mobilitas sehari-hari yang khas JOG.

Continue Reading

Trending