Event
Insiden Marquez Jadi Alarm Keras, Pebalap Desak Perbaikan Sirkuit Mandalika
Sirkuit Mandalika kembali jadi sorotan dunia usai insiden mengerikan yang menimpa Marc Marquez dalam balapan MotoGP Indonesia 2025, Minggu (5/10/2025). Tabrakan antara Marquez dan Marco Bezzecchi tak hanya membuat penonton terhenyak, tetapi juga memicu diskusi serius soal standar keselamatan lintasan.
Salah satu yang paling vokal, Alex Marquez, menegaskan kondisi gravel di Mandalika harus segera dibenahi. Ia mengingatkan bahwa detail kecil di trek bisa berakibat besar bagi nyawa pebalap.
“Begitu terjatuh dengan kecepatan tinggi, insting pertama kami adalah menahan tubuh. Tapi ketika gravel tidak berfungsi sebagaimana mestinya, risiko cedera justru semakin parah. Tahun lalu saya juga mengalami hal yang sama di sini,” ujar Alex, dikutip dari Motosan.es.

Alex juga menyinggung padatnya kalender MotoGP musim ini—dengan 22 seri dan 44 kali start—yang membuat potensi cedera makin tinggi. “Kami semua ingin aksi yang seru, tapi jangan lupakan satu hal: kami juga butuh perlindungan,” tegas pebalap Gresini Ducati itu.
Senada, Luca Marini menilai kecelakaan Marquez-Bezzecchi seharusnya insiden biasa, namun kondisi gravel yang tidak tertata membuat keduanya terhempas keras dan terguling jauh.
“Saya rasa cedera Marc bukan murni karena tabrakan, tapi akibat benturan langsung dengan gravel. Ini menyedihkan, karena bagi seorang pebalap, keselamatan adalah segalanya,” kata Marini penuh emosi.
Para pebalap berharap pihak penyelenggara MotoGP segera mengambil langkah nyata, bukan hanya di Mandalika tapi juga di sirkuit lain. “Tahun depan harus ada perbaikan. Sayangnya, untuk Marc sudah terlambat. Kami hanya bisa berharap ia tidak sampai harus operasi,” lanjut Marini.
Serangkaian komentar pedas ini menjadi peringatan keras bagi MotoGP dan Mandalika. Dengan jadwal balapan yang makin padat dan persaingan yang semakin brutal, aspek keselamatan tak bisa lagi ditawar. Mandalika harus berbenah, demi mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.
Event
KTM Kejutkan Paddock! Mesin MotoGP 850cc Akhirnya Turun ke Trek, Era Baru Dimulai Lebih Cepat dari Perkiraan!
KTM kembali membuktikan bahwa mereka bukan sekadar peserta di MotoGP, tetapi pabrikan yang berani mengambil langkah lebih cepat dari kompetitornya. Di saat pabrikan lain masih berkutat di ruang riset, KTM justru sudah menggulirkan roda revolusi dengan menjalankan tes perdana prototipe mesin 850 cc—mesin yang akan menjadi standar baru MotoGP mulai 2027.

Momentum bersejarah ini terjadi dalam uji coba privat di Sirkuit Jerez, menghadirkan aura penasaran yang langsung menggema di paddock. Era mesin 1000 cc yang telah mendominasi sejak 2012 secara perlahan mulai pamit, memberi ruang bagi generasi baru yang lebih ramah keselamatan dan menjanjikan aksi salip-menyalip lebih intens.
KTM Abaikan Keraguan, Tancap Gas!
Padahal, beberapa pabrikan sebelumnya sempat ragu mengembangkan mesin 850 cc karena biaya riset yang membengkak. Bahkan seorang insinyur Aprilia pernah menyebut proses ini sebagai “jalan bunuh diri yang mahal.”
Namun KTM memilih jalannya sendiri.
Di tengah isu finansial yang sempat menghantam pabrikan Austria ini musim dingin lalu, keputusan untuk tetap maju justru menunjukkan satu hal:
KTM tidak datang untuk bertahan. KTM datang untuk menyerang.
Pol Espargaró Jadi yang Pertama Menjinakkan 850cc
Dalam video pendek yang dirilis secara terbatas, terlihat Pol Espargaró memacu prototipe 850 cc KTM. Suara mesin yang lebih padat dan galak seakan menjadi sinyal awal era baru MotoGP.
Espargaró bahkan menuliskan kalimat yang bikin merinding:
“Dengar itu. Masa depan baru saja dimulai. Motor 850cc kami akhirnya menyentuh aspal.”
Walau detail seperti jumlah lap atau spesifikasi teknis belum dibuka KTM, satu hal sudah jelas: ini bukan sekadar uji coba biasa—ini pernyataan perang.
Belum Sempurna, Tapi Sudah Selangkah Lebih Maju
Belum ada sasis final untuk regulasi 2027, karena KTM baru menutup pengembangan ban Pirelli yang juga akan digunakan di era baru nanti. Perangkat ride-height dipastikan sudah dimatikan sepenuhnya, mengikuti aturan baru.
Regulasi sebelumnya bahkan melarang pabrikan menguji mesin 850 cc sebelum 17 November 2025, dan begitu “jendela” regulasi dibuka, KTM langsung menjadi pabrikan pertama yang turun ke aspal.
MotoGP Menuju Fase Baru—dan KTM Memulai Lead Lap
Tes privat ini menandai awal transisi terbesar MotoGP dalam satu dekade terakhir. Mesin lebih kecil, aero dipangkas, perangkat elektronik dibatasi—semua diarahkan agar skill pembalap kembali menjadi pusat perhatian.
Dan dengan langkah agresif ini, KTM kini punya keunggulan satu hal:
Pengalaman pertama merasakan karakter asli mesin 850 cc di trek nyata.
Sebuah modal besar yang bisa menentukan peta persaingan musim 2027.
Event
F1 Abu Dhabi 2025: Duel Terakhir Verstappen vs Norris, Gelar Dunia di Ujung Pisau
Musim Formula 1 2025 akhirnya tiba di tikungan terakhir. Sirkuit Yas Marina bersiap menjadi panggung penentuan takdir antara tiga gladiator: Lando Norris, Max Verstappen, dan Oscar Piastri. Satu putaran lagi, satu trofi lagi, dan satu nama yang akan tercatat sebagai juara dunia. Tegangan jelang final terasa seperti udara panas gurun yang menekan, tak memberi ruang bernapas.

Bursa juara sementara dipimpin Norris dengan 408 poin, disusul Verstappen di 396 poin, dan Piastri 392 poin. Secara matematis semua masih hidup—secara emosional, semua terasa mungkin.
Norris: Peluang Terbesar, Beban Terberat
Norris memasuki Abu Dhabi dengan keunggulan 12 poin. Secara hitungan, tugasnya cukup jelas:
• Finish di depan Verstappen & Piastri → Juara dunia.
• Bahkan jika hanya finish P3, ia tetap mengunci gelar, asalkan dua rival utamanya tak merebut lebih banyak poin.
Namun justru di sinilah tekanannya. Gelar pertama selalu yang paling berat. Satu kesalahan kecil di Yas Marina bisa menghapus kerja keras satu musim.
Piastri: Harapan Tipis tapi Tajam
Piastri datang sebagai penantang paling rapuh secara angka—minus 16 poin dari Norris. Ia wajib menang, lalu berharap Norris tidak lebih dari P6. Peluangnya kecil, tetapi Piastri dikenal sebagai pembalap yang tak pernah takut pada skenario mustahil. Jika ada yang bisa membuat kejutan di putaran terakhir, ia salah satunya.
Verstappen: Sang Juara Bertahan di Persimpangan Nasib
Verstappen berada di tengah pusaran tekanan. Kemenangan saja tidak cukup—ia harus menang dan berharap bantuan dari luar.
Red Bull tak bisa mengandalkan Tsunoda untuk memotong laju Norris, sehingga harapan Max bergantung pada pembalap lain seperti:
• George Russell & Andrea Kimi Antonelli (Mercedes)
• Carlos Sainz (Williams)
• Charles Leclerc (Ferrari)
atau siapa pun yang tiba-tiba menemukan performa podium.
Jika Verstappen hanya finish P4, skenarionya makin kompleks. Ia bisa tetap juara jika:
• Piastri gagal finis P1/P2, dan
• Norris tidak meraih poin sama sekali.
Dalam kondisi ini, Verstappen dan Norris akan seri poin 408–408, namun gelar jatuh ke tangan Verstappen karena memiliki jumlah finis P2 lebih banyak (8 banding 5).
Pertarungan Terakhir yang Tak Bisa Ditebak
Abu Dhabi bukan hanya balapan penutup—tapi babak final paling terbuka dalam satu dekade terakhir. Tiga pembalap dengan mental juara, tiga mobil yang sama-sama kompetitif, dan satu sirkuit yang sering melahirkan drama tak terduga.
Jika keberuntungan kembali memeluk Verstappen seperti di Vegas dan Qatar, sejarah bisa terulang.
Jika Norris menjaga ketenangan di tengah badai, gelar dunia pertamanya tinggal sejengkal.
Jika Piastri menemukan keajaiban, musim 2025 akan tercatat sebagai salah satu penutup paling gila dalam sejarah F1.
Apa pun hasilnya, Yas Marina siap meledak.
Event
Grid World Sportbike 2026 Resmi Dirilis: Era Baru Balap Motor Siap Meledak
Musim perdana World Sportbike 2026 akhirnya menyingkap seluruh lini pembalap dan tim yang akan bertarung. Deru mesin kelas menengah ini bukan sekadar memulai kejuaraan baru—ia membuka babak sejarah yang diyakini menjadi salah satu musim paling ketat dalam lintasan balap produksi massal.
FIM telah menetapkan aturan baru yang membuat kompetisi semakin padat. Jumlah pembalap permanen kini bertambah menjadi 33 rider, plus 1 wildcard. Semua kursi terisi penuh bahkan sebelum musim dimulai, bukti antusiasme luar biasa dari pabrikan dan tim terhadap kategori baru ini.
Dari delapan pabrikan yang mengajukan homologasi, enam di antaranya langsung meluncurkan amunisi sejak musim perdana. Komposisinya memperlihatkan betapa sengitnya peta kekuatan:
- 12 Yamaha
- 8 Kawasaki
- 4 Aprilia
- 4 Triumph
- 3 Suzuki
- 2 Kove
Ini bukan sekadar angka—ini adalah deklarasi perang teknologi dan strategi di lintasan.

Menariknya, performa pabrikan di level nasional seperti BSB dan CIV memberikan gambaran awal betapa dinamisnya musim ini. Suzuki dan Triumph tampil kuat di kejuaraan domestik, namun mayoritas pabrikan lain juga datang dengan rekam jejak yang tak bisa disepelekan.
Hal inilah yang membuat prediksi juara terasa seperti menebak badai di kejauhan: tanda-tandanya ada, tapi hasil akhirnya hanya bisa ditentukan oleh kombinasi kesempurnaan motor, kekuatan tim, dan keteguhan pembalap sepanjang musim.
Dari komposisi rider, hanya satu pembalap berbahasa Jerman yang tampil, yaitu Phillip Tonn dari Kove—sebuah kontras menarik mengingat dominasi pembalap Spanyol dan Italia yang kembali menjadi kekuatan utama grid, seperti tradisi panjang di kelas menengah Eropa.
Untuk para penggemar Indonesia, hadirnya duo rider Tanah Air Felix Mulya dan Arai Agaska bersama Yamaha YZF-R7 membawa nuansa emosional tersendiri. Musim 2026 bukan hanya soal memulai era baru, tetapi juga tentang mimpi rider muda Indonesia yang melangkah ke pentas dunia.
-
Motor2 years ago
Polytron Memperkenalkan 11 Fitur Baru pada Motor Listrik Fox-R
-
Mobil1 year agoPORSCHE RWB GARAPAN AKIRA NAKAI: MODIFIKASI YANG MENJADI INVESTASI SENI MEWAH
-
Motor11 months agoSuzuki DR-Z4 Series 2025: Andalan Baru di Segmen Motor Trail & Supermoto!
-
Motor1 year ago“Yamaha Luncurkan Motor Turing Ganteng di Indonesia! Ini Dia Harganya yang Bikin Melongo!”
-
Motor4 months agoHonda Wave 125 Terbaru Resmi Meluncur di Thailand: Bebek Legendaris, Iritnya Bikin Dompet Senyum Lebar .
-
Event2 years ago
Kia EV9 GT-Line Unjuk Gigi di GIIAS Bandung, Harganya Dekati Rp 2 Miliar OTR
-
Event2 years ago
Prestasi Gemilang: Ebon Raih Gelar Terbaik FFA 2 Tak 402 M Dragbike IDW Racertees Ekitoyama 2024
-
Mobil1 year agoJetour T2 Siap Tantang Chery J6 di Pasar SUV Off-road!
