Connect with us

Electric Vehicle

Royal Enfield Flying Flea C6: Tradisi Perang Dunia Berjumpa Era Listrik

Published

on

Royal Enfield akhirnya membuka tirai proyek listrik yang lama ditunggu penggemarnya. Dengan memperkenalkan Flying Flea C6, pabrikan asal India itu seakan menghidupkan kembali legenda Flying Flea—motor kecil yang dulu diterjunkan bersama pasukan sekutu pada Perang Dunia II—namun kini dibangkitkan dalam tubuh futuristik dan bertenaga listrik.

Tak berhenti di situ, Royal Enfield juga memamerkan Flying Flea S6 (FF.S6), sebuah scrambler listrik yang menjadi model listrik pertama mereka yang benar-benar siap diajak melibas jalur off-road. Kehadirannya di panggung EICMA Milan menjadi sinyal kuat bahwa Royal Enfield ingin masuk ke era elektrifikasi tanpa meninggalkan karakter klasik yang selama ini mereka jaga erat.

Walau spesifikasi lengkapnya masih dibungkus rapat, beberapa bocoran sudah menunjukkan arah performa motor ini. FF.S6 didesain sebagai petualang urban yang lincah bermanuver di perkotaan namun tetap tangguh saat roda depannya memasuki trek tanah. Royal Enfield menekankan kombinasi kelincahan, stabilitas, dan rasa percaya diri di berbagai kontur jalan.

Detail scrambler kental terasa dari garpu USD, penggerak rantai, hingga setup velg mullet 19–18 inci yang siap menggigit medan kasar. Perangkat rem juga dibuat serius dengan cakram depan–belakang dan kaliper Bybre, sementara velg jari-jari emas mempertegas nuansa retro-modern yang jadi identitas motor ini.

Bagian tenaga memang masih menjadi misteri besar, namun Royal Enfield memastikan motor listrik ber-torsi tinggi ini mampu menyuguhkan hentakan yang memuaskan pengendara. Ban bertapak kasar, sproket hitam berpadu rantai perak, serta kaki-kaki yang proporsional memastikan FF.S6 punya bahasa desain yang kuat: klasik, namun siap diajak menyerbu hutan atau gravel.

Casing baterai magnesium bersirip juga tak hanya estetis, tetapi membantu pendinginan dan menurunkan bobot. Sementara jok panjang ala enduro memastikan pengendara bisa bergerak bebas dan tetap nyaman dalam perjalanan jauh.

Masuk ke kokpit, Royal Enfield memberikan sentuhan masa depan melalui panel instrumen bulat berlayar sentuh, memadukan nostalgia dengan kecanggihan. Layar resolusi tinggi ini sudah terhubung dengan berbagai fitur modern seperti navigasi, mode off-road khusus, hingga ABS bersensor kemiringan yang bisa dinonaktifkan.

Konektivitas menjadi nilai jual berikutnya. FF.S6 dibekali chipset berkecepatan tinggi untuk 4G, Bluetooth, Wi-Fi, serta voice assistant yang bisa diakses via smartphone. Yang lebih menarik, motor ini dapat dikontrol dan dipantau melalui smartwatch, memperlihatkan betapa seriusnya Royal Enfield menghadirkan pengalaman berkendara yang benar-benar terhubung.

Semua kecerdasan itu diorkestrasi oleh Vehicle Control Unit (VCU) yang mampu menata ribuan kombinasi mode berkendara secara otomatis, memastikan motor ini halus, responsif, dan adaptif terhadap kondisi apa pun.

Royal Enfield menyebut FF.S6 akan meluncur mendekati akhir 2026. Harga belum diumumkan, tetapi satu hal sudah terasa sejak debutnya: Flying Flea generasi baru ini bukan sekadar motor listrik—ini adalah warisan sejarah yang dihidupkan kembali untuk masa depan yang jauh lebih senyap, bertenaga, dan berani.

Electric Vehicle

Nissan N6 PHEV Resmi Debut di Tiongkok: Sedan Modern Rp 200 Jutaan dengan Teknologi Listrik yang Makin Matang

Published

on

By

Nissan kembali menggebrak pasar otomotif Tiongkok dengan memperkenalkan Nissan N6 PHEV, sedan plug-in hybrid terbaru yang langsung mencuri perhatian berkat harga yang sangat kompetitif. Melalui kolaborasi dengan Dongfeng Nissan, model ini resmi dipasarkan mulai 1 Desember 2025, dengan banderol yang membuat banyak konsumen melirik: 99.900 yuan atau sekitar Rp 234 jutaan. Bahkan, selama periode promosi, harga turun menjadi 91.900 yuan (± Rp 214 jutaan).

Di tengah persaingan sedan elektrifikasi yang semakin ketat, Nissan N6 hadir sebagai angin segar bagi konsumen yang menginginkan mobil modern, efisien, dan tetap ramah kantong. Mobil ini menjadi sedan mid-size pertama dalam keluarga N-Series, melengkapi line-up mobil listrik murni seperti Nissan N7.

Desain Futuristis ala Mobil Masa Depan

Tampilannya langsung mengingatkan pada desain khas Nissan EV terbaru:

  • Grille tertutup khas mobil listrik
  • Lampu LED penuh di bagian depan
  • Lampu samping boomerang yang menjadi DNA visual N-Series
  • Logo Nissan menyala
  • Handle pintu tersembunyi
  • Port charging terintegrasi di body belakang

Siluet belakangnya dibuat ala coupe, ramping dan sporty, lengkap dengan lampu belakang menyambung serta bumper bersih tanpa tampilan knalpot—menguatkan kesan modern dan aerodinamis.

Mobil ini punya dimensi cukup besar untuk kelasnya:
P x L x T: 4.831 x 1.885 x 1.494 mm, wheelbase 2.815 mm—menjamin ruang kabin yang lega untuk keluarga muda maupun profesional urban.

Performa PHEV dengan EV Range Panjang

Jantung pacu Nissan N6 mengombinasikan mesin 1.5-liter bensin dengan motor listrik dan baterai LFP 21,1 kWh.
Yang membuatnya menarik: mobil ini mampu melaju 170–180 km full listrik (CLTC)—salah satu jarak tempuh EV-mode terpanjang di kelas PHEV harga terjangkau.

Artinya, untuk penggunaan harian seperti kerja–rumah, pengguna bisa berkendara full listrik tanpa setetes pun bensin.

Interior Nyaman, Modern, dan Penuh Teknologi

Kabin Nissan N6 dirancang untuk memberikan pengalaman premium di harga yang tetap rasional.

Varian dasar sudah mendapat:

  • Panel instrumen digital 10,25 inci
  • Layar infotainment touchscreen 14,6 inci
  • LED interior
  • Start/stop tanpa kunci
  • Kursi belakang zero-gravity
  • Kamera belakang

Varian lebih tinggi menambahkan:

  • Panoramic sunroof
  • Ambient lighting
  • Kamera 540 derajat
  • AI voice assistant
  • Fitur ADAS lengkap (adaptive cruise control, lane keeping, parking assist)

Mobil ini terasa seperti paket lengkap yang menggabungkan kenyamanan, efisiensi, dan teknologi modern tanpa membuat kantong jebol.

Dengan N6, Nissan semakin menunjukkan keseriusan menancapkan kuku di pasar PHEV Asia—dan sepertinya model ini bakal jadi favorit baru untuk segmen sedan menengah.

Continue Reading

Electric Vehicle

Yamaha JOG E 2025: Skuter Listrik Ringkas yang Siap Menghidupkan Napas Baru di Jalanan Perkotaan

Published

on

By

Yamaha akhirnya menghidupkan kembali nama legendaris JOG—kali ini dalam wujud yang jauh lebih modern dan ramah lingkungan. Setelah bertahun-tahun menjadi simbol skutik entry-level di Jepang, JOG kini bereinkarnasi sebagai JOG E, sebuah motor listrik mungil yang dirancang khusus untuk masyarakat urban yang membutuhkan mobilitas cepat, simpel, dan bebas polusi.

Lahirnya JOG E bukan hanya keputusan produk, tetapi juga respons Yamaha terhadap regulasi emisi terbaru yang memaksa generasi bensin berhenti diproduksi. Alih-alih mengakhiri perjalanan panjangnya, Yamaha memilih memberi “napas baru” untuk JOG lewat teknologi listrik, sekaligus menunjukkan kesungguhan mereka memasuki masa depan elektrifikasi yang semakin dekat.

Mulai 22 Desember 2025, JOG E siap dipasarkan di Jepang dengan harga 159.500 yen—setara Rp 16–18 jutaan. Harga tersebut membuatnya menjadi salah satu skuter listrik paling terjangkau yang diproduksi pabrikan besar Jepang.


Baterai Swap: Solusi Mobilitas Modern Tanpa Menunggu

Keunggulan terbesar JOG E ada pada dukungan baterai portabel Honda Mobile Power Pack e:—sebuah paket baterai yang bisa dilepas dan langsung ditukar melalui stasiun baterai bersama.

Tak lagi menunggu pengisian daya berjam-jam, pengguna cukup mengambil baterai penuh dari jaringan Gachaco Battery Sharing, yang kini semakin luas di kota-kota besar Jepang. Sistem ini menghadirkan pengalaman berkendara yang jauh lebih praktis, terutama bagi pengguna yang setiap harinya berpacu dengan waktu.

Pendekatan ini membuat JOG E menjadi skuter listrik yang benar-benar siap untuk ritme perkotaan—cepat, efisien, dan minim repot.


Kompak, Lincah, dan Bersahabat bagi Pengendara Pemula

Sebagaimana DNA JOG yang dikenal ringan dan mudah dikendalikan, JOG E tetap mempertahankan karakter itu. Format bodi yang ringkas, tenaga motor listrik yang halus di kecepatan rendah, hingga bobot yang ramah pemula membuatnya sangat mudah diajak bermanuver di kepadatan kota.

Fitur modern seperti lampu LED penuh, panel digital, port USB, dan bagasi fungsional semakin mempertegas bahwa JOG E dirancang untuk penggunaan sehari-hari, bukan sekadar gaya hidup.


Harga Merakyat, Visi Masa Depan yang Besar

Dengan harga mulai Rp 16–18 juta, JOG E bukan hanya terjangkau, tetapi juga membuka pintu bagi masyarakat Jepang untuk beralih ke kendaraan listrik tanpa beban finansial besar. Biaya operasional yang lebih rendah dibanding motor bensin membuatnya semakin menarik dalam jangka panjang.

Peluncuran JOG E menjadi simbol langkah besar Yamaha menuju elektrifikasi yang lebih masif. Kehadiran model terjangkau dengan dukungan ekosistem swap baterai membuat Yamaha berada di jalur strategis untuk memperluas pasar EV—bahkan berpotensi dibawa ke Asia Tenggara di masa depan.

Jika JOG E sukses di Jepang, bukan mustahil nama legendaris ini kembali menyapa jalanan Indonesia—kali ini dalam wujud yang lebih senyap, lebih ramah lingkungan, namun tetap membawa semangat mobilitas sehari-hari yang khas JOG.

Continue Reading

Electric Vehicle

Jetour T2 Meluncur di Indonesia: SUV Petualang Modern yang Siap “Nantang Alam” dengan Harga Rp 568 Juta

Published

on

By

Industri SUV tanah air kembali memanas. Jetour resmi menginjakkan kaki lebih dalam di segmen SUV adventure Indonesia lewat peluncuran Jetour T2, yang akhirnya diperkenalkan ke publik pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Mengusung konsep Rugged Adventure SUV, model ini dibanderol Rp 588 juta, dengan harga khusus Rp 568 juta untuk 500 pembeli pertama—penawaran yang langsung membuat para pecinta petualangan melirik.

Desain Gagah yang Punya Jiwa Petualang

Begitu pertama kali tampil di panggung, Jetour T2 langsung mencuri perhatian. Bentuknya boxy berotot, dipadukan dengan proporsi bodi besar, membuatnya terlihat seperti mobil yang diciptakan untuk menaklukkan jalur apa pun.

Struktur Hardtop Cage Body dari high-strength steel menambah rasa percaya diri bagi siapa pun yang ingin menjajal medan ekstrem. Bahkan, atapnya mampu menahan beban hingga 300 kg, mendukung penggunaan rooftop tent—fitur wajib para pecinta camping overland.

Performa Mesin yang Siap “Ngajak Berantem” Medan Berat

Di balik kapnya, tersimpan mesin 2.0 TGDI bertenaga 245 PS dan torsi 375 Nm. Kombinasi ini dipasangkan dengan X-WD Intelligent 4WD, lengkap dengan enam mode berkendara untuk menyesuaikan kondisi jalan.

Ada juga fitur ALL-Terrain Offroad Assist Mode yang memberikan kontrol maksimal saat melewati jalur berlumpur, bebatuan, hingga tanjakan ekstrem. Jetour T2 jelas bukan SUV untuk sekadar tampil gagah—mobil ini memang disiapkan untuk bekerja keras.

Interior Nyaman dengan Sentuhan Premium

Masuk ke dalam kabin, nuansa modern langsung terasa. Jetour membekali T2 dengan kursi suede lembut, peredaman kabin yang matang, serta layar sentuh besar 15,6 inci Snapdragon 8155.

Sistem audio 12 speaker SONY dan panoramic skyroof 65 inci membuat pengalaman berkendara terasa lebih mewah. Dukungan Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel jadi keunggulan tambahan bagi pengguna modern.

Fitur Keamanan Lengkap

Jetour T2 dipersenjatai sistem keselamatan ADAS Bosch, mencakup:

  • Adaptive Cruise Control
  • Automatic Emergency Braking (AEB)
  • Lane Keeping Assist
  • Traffic Jam Assist
  • Airbag 6 titik

Untuk pembeli awal, Jetour menambahkan bonus aksesori senilai Rp 15 juta dan garansi 6 tahun tanpa batas kilometer, menjadikannya salah satu paket paling menarik di kelasnya.

SUV Serbaguna untuk Harian hingga Petualangan Berat

Dengan perpaduan desain kokoh, fitur lengkap, dan performa tangguh, Jetour T2 akan sangat menggoda bagi konsumen Indonesia yang ingin SUV serbaguna—baik untuk perjalanan harian maupun petualangan akhir pekan.

SUV ini hadir bukan hanya sebagai opsi baru, tetapi sebagai penantang serius di dunia SUV adventure modern Indonesia.

Continue Reading

Trending